Kolombia Bakal Berguru Sawit di Indonesia

Selasa, 04 Juli 2017

Kolombia bakal berguru sawit ke Indonesia. Itu dilakukan selain untuk mensejahterakan rakyatnya, juga untuk memberi lapangan kerja usai penandatanganan perdamaian dengan kelompok pemberontak kiri. Penyediaan lapangan kerja masuk dalam salah satu klausul perjanjian itu. Ini dikatakan Menteri Pertanian dan Pembangunan Rural Kolombia, Aurelio Iragorri Valencia. Menurutnya, Indonesia sebagai negara terbesar penghasil sawit, dapat dijadikan model. Menurutnya, Indonesia telah berhasil mengangkat kesejahteraan rakyat melalui perkebunan kelapa sawit. Jumlah pekerja yang terlibat langsung maupun tidak langsung di industri kelapa sawit Indonesia merupakan bukti, bahwa perkebunan sawit dapat menjadi penyumbang terbesar lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi negara. “Dan Kolombia ingin belajar banyak dari Indonesia. Negeri itu telah tampil sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia,” katanya. Kolombia bukanlah negara yang asing dengan industri sawit. Negara itu merupakan penghasil kelapa sawit terbesar keempat di dunia. Produksi negeri itu sebanyak 1,28 juta ton per tahun. Dan jumlah area perkebunan sawitnya seluas 500 ribu hektare. Indonesia telah menjadi negara nomor satu di dunia, sebagai penghasil kelapa sawit terbesar dengan volume di atas 33 juta ton per tahun. Sedang area perkebunan sawit di Indonesia berada di atas 11 juta hektare. Kelapa sawit merupakan mata dagangan yang prospektif di dunia. Malah diprediksi, 60% kebutuhan pangan di dunia akan dipasok dari sawit. Permintaan sawit di pasar internasional juga terus meningkat. Pasar minyak nabati menjanjikan, khususnya dalam penyediakan lapangan pekerjaan. Dan Kolombia membutuhkan itu. Sebab implementasi perjanjian perdamaian yang disepakati Pemerintah Kolombia dengan pemberontak kelompok kiri, Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia pada November 2016, memang mensyaratkan itu. Memberi lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. jss