Burung Surga (31) : Surga Itu Diharamkan Bagi Pezinah

Sabtu, 24 Februari 2018

Tak lama Kiai Samik pun tiba. Saat masuk rumah, laki-laki ini langsung tanya kabar Bayan. Ni Hamzah pun menjelaskan, burung Bayan telah mati, dimakan kucing. Melihat bulu burung yang bertebaran di lantai, Kiai Samik segera mencari Bayan ke seluruh lorong rumah. Ia mencoba untuk memberi pertolongan, jika burung itu ada. Tapi tubuh si Bayan tidak ditemukan lagi. Namun benarkah Kiai Samik percaya dengan ucapan istrinya itu? Tidak ! Kiai justru ragu si Bayan dimakan kucing. Sebab kurungan burung itu masih utuh tanpa cacat. Kiai Samik menuduh isterinya berbohong. Ia marah dan terus menekan agar istrinya itu mengakui kebohongannya. Ni Hamzah akhirnya tak bisa mengelak. Ia meminta maaf dan berharap suaminya mau mengampuni segala kesalahannya selama ini. Namun Kiai Samik tidak mau lagi mendengar segala keterangan dan ucapan manis Ni Hamzah. Puncaknya, ia mengusir isterinya pergi dan dilarang kembali. Ni Hamzah pun terpaksa keluar rumah. Ia pergi sambil menangis sepanjang jalan. Peristiwa tragis itu menjadi bahan gunjingan orang sekampung. Apalagi mereka sudah hafal betul dengan kelakuan Dewi Hamzah. Orang desa itu merasa mendapat pembenaran. Tindakan jahat selalu akan ketahuan, dan dijauhi tetangga. Kendati mereka juga mengerti, jika benar-benar bertobat, insya Allah diampuni Allah, seperti disebutkan di dalam Quran "innallaha yuhibbul tauwabina wa yuhibbul mutathohhirin." Tobat dari Tuhan akan diberikan jika orang yang merasa bersalah itu benar-benar bertobat dengan bertapa membaca solawat dan istiqhfar. Tiga setengah bulan telah berlalu. Bayan bisa bertahan hidup dengan memakan anak-anak ketam yang kebetulan sedang musim di liang pasir itu. Ketika bulunya sudah pulih, burung ini pun terbang ke angkasa. Ia mencari dimana Ni Hamzah kini berada. Burung Bayan tahu, bahwa Ki Samik benar-benar telah mengusir isterinya, karena telah lama merasa dibohongi dan dikhianati Dewi Hamzah. Kiai itu tak bisa lagi memberi maaf istrinya. Sebab wanita itu sudah tidak baik lagi diperlakukan sebagai isteri. Akhirnya, Bayan menemukan Ni Hamzah. Wanita itu sedang tafakur di tengah kuburan. Bayan pun terbang rendah dan hinggap di pepohonan rimbun yang ada di pemakaman itu. Ulah ini tak diketahui Ni Hamzah. Bayan kemudian berucap menirukan suara seorang begawan. "Wahai Ni Hamzah, apa yang sedang menyusahkan kamu, ceritakanlah padaku, mungkin aku bisa menolong." Mendengar suara aneh yang diucapkan sangat berwibawa itu Ni Hamzah terkejut. Ia pun bertanya. Siapakah gerangan  yang bersuara tapi tak terlihat itu? Bayan berucap lagi, "Ketahuilah, aku adalah malaikat penjaga makam ini." Ni Hamzah menyahut, jika memang betul malaikat, tentu sudah tahu apa yang meresahkan hatinya. Tapi mengapa masih harus bertanya segala. Malaikat palsu itu pun berkata, bahwa Tuhan pun sudah mengerti, bahwa Ni Hamzah adalah perempuan jahat. Sebab, Kiai Samik, suaminya bagus rupa dan lebih kaya, tetapi Ni Hamzah tetap memiliki niat selingkuh untuk memenuhi hasrat nafsunya menurut ajakan setan. "Di dunia ini jika perbuatanmu itu kau lakukan dan hukum ditegakkan, maka engkau pasti akan dihukum rajam, dan di akhirat nanti engkau akan dibakar oleh api neraka. Tidak ada kehormatan bagi wanita pezinah, baik di dunia maupun di akhirat. Surga diharamkan baginya," begitu Bayan menghardik Ni Hamzah yang sedang sedih. (jss/bersambung)