Sawit Dilarang Masuk UE, Indonesia Minta Dukungan Italia

Kamis, 08 Februari 2018

JAKARTA-Indonesia prihatinan dengan putusan parlemen Uni Eropa (UE) yang melarang penggunaan produk kelapa sawit dalam penggunaan biofuel mulai tahun 2020. Itu ditegaskan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, Angelino Alfano di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Rabu (7/2). “Kelapa sawit adalah hal penting bagi kepentingan nasional Indonesia, dan kelapa sawit tidak dapat diabaikan bagi kepentingan bangsa. Kita melakukan pendekatan ekonomi yang cukup seimbang antara pembangunan ekonomi dan isu lingkungan,” kata Retno dalam pernyataan persnya. Negara Italia merupakan mitra terbesar ketiga sawit Indonesia ke Eropa. Dengan itu, mka kelapa sawit Indonesia juga memiliki kontribusi dalam perekonomian Italia. “Oleh karena itu Indonesia meminta perhatian pemerintah Italia atas diskusi Dewan Parlemen dan Komisi Eropa,” kata Retno. Kedua menlu juga menyoroti semakin intensifnya kerja sama ekonomi antara kedua negara. Italia merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia di Uni Eropa, di mana pada November 2017 angka perdagangan kedua negara sudah melebihi US$ 30 miliar dan mengalami kenaikan lebih dari 16 persen. “Kita ingin gunakan tren positif ini untuk meningkatkan ekonomi dan hubungan perdagangan kedua negara,” tambah Retno. Untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Italia, kedua negara sepakat untuk mengangkat tema terkait UMKM dan ekonomi kreatif. Ini karena Italia memiliki kekuatan di ekonomi kreatif, dan Indonesia juga juga banyak talenta positif di bidang yang sama. ass/jss