Burung Surga (16) : Astaghfirullah, Nabi Disuguhi Daging Anjing

Selasa, 06 Februari 2018

Suatu saat, Nabi sedang berkumpul dengan para sahabat di dalam masjid. Dan Ki Tsa'labah, seperti yang dilakukannya akhir-akhir ini, tidak nampak disana. Nabi lalu meminta agar memanggil Tsa'labah. Utusan pun segera menuju ke rumah Ki Tsa'labah, namun tidak menemukan laki-laki itu. Sampai tiga kali utusan itu datang ke rumah Tsa'labah, tapi tetap saja hasilnya sama. Nabi akhirnya mengirim utusan lagi. Ketika bertemu, utusan itu segera menyampaikan pesan, bahwa rasul akan datang ke rumah Tsa'labah. Itu dilakukan sesudah salat dzuhur, untuk melihat apa yang membuat Tsa'labah tidak lagi berjamaah di masjid. Mendengar kabar itu, Tsa'labah dengan tergopoh-gopoh dan campur senang segera melakukan persiapan menyambut kedatangan beliau yang bersedia ke rumahnya. Sesudah utusan nabi pulang, Tsa'labah pun sibuk mempersiapkan rumahnya dengan wewangian, dan meminta isterinya untuk menyiapkan makanan serta buah-buahan. Dengan rasa jengkel isterinya memenuhi keinginan Tsa'labah itu. Sebab wanita ini berpikir, itu berarti mengurangi hartanya. Toh selama ini Tsa'labah sendiri belum pernah memberi hidangan minum kepada orang yang bertamu ke rumahnya. Apalagi menjamu dengan makanan yang istimewa seperti itu. Akhirnya dengan terpaksa istri Tsa'labah itu menyiapkan semua hidangan untuk nabi dan para sahabatnya. Telah siap berbagai buah-buahan dan nasi kebuli. Sedang lauknya, Tsa'labah menangkap seekor kambing yang gemuk untuk disembelih. Namun ketika kambing itu mengembik dan didengar istrinya, wanita itu bukan main marahnya. Ia memaki Tsa'labah dan menyuruh suaminya membatalkan menyembelih kambing gemuk itu. Alasannya, karena harga kambing itu mahal. Tsa'labah akhirnya membatalkan menyembelih kambing gemuk. Kali ini yang ditangkap adalah kambing betina yang baru sekali beranak. Melihat itu, Nyi Tsa'labah tambah marah.  Ia mengatakan, suaminya tidak mengerti, berapa besar kerugiannya jika kambing itu disembelih, karena kambing itu bisa melahirkan puluhan anak kambing. Gagal untuk kali kedua, akhirnya Tsa'labah menangkap kambing muda. Namun apa komentar Nyi Tsa'labah? Katanya, kambing muda itu sudah besar, dan kalau dijual, maka uangnya akan banyak. Ki Tsa'labah terdiam. Ia kebingungan. Saat itulah Nyai Tsa'labah memberi usul pada suaminya. Dalam menjamu nabi dan para sahabat, sembelih saja anjing piaraannya. Anjing itu selama ini hanya merugikan saja. Karena tak ada alternatif lain, maka Tsa'labah setuju dengan usul isterinya itu. Ia pun lalu menangkap anjingnya, dan segera disembelih serta dimasak dalam berbagai macam menu. (bersambung)