Wah, Keris Adeg Bisa Tangkal Angin Ribut

Rabu, 31 Januari 2018

Bencana alam, siapa yang bisa memprediksi kapan datangnya? Tak heran jika saat ada kejadian angin ribut atau kebakaran, petugas selalu terlambat datangnya. Korban sudah jatuh, tim penyelamat baru sampai di tempat kejadian. Tak hanya itu, gangguan lain seperti serangan makhluk halus atau orang sakit lantaran terkena guna-guna, jelas penyakit itu tak bisa disembuhkan dengan terapi medis. Tapi benarkah keris Adeg mampu menangkal angin ribut seperti yang terjadi saat ini? Beberapa tahun terakhir bencana alam berupa gunung meletus, angin ribut, banjir dan gempa bumi menghantui seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu tak ada solusi terbaik bagi manusia selain harus tetap eling lan waspada. Lalu, adakah terapi lain supaya manusia terhindar dari bencana angin ribut, kebakaran dan ketempelan roh halus atau sakit lantaran terkena guna-guna? Sawab pusaka berpamor Adeg dipercaya bisa sebagai penangkalnya. Ini sebuah mitos yang belum terpecahkan. Kala negeri ini masih berbentuk kerajaan, rakyatnya tak mengenal senapan atau bahan peledak berkekuatan tinggi yang sanggup menghancurkan gedung bertingkat berapapun. Saat itu, sebagai alat pembela diri, tak lain adalah sebilah pusaka dan tombak. Kedua senjata itu, masuk kategori senjata tikam. Bahan bakunya, dari besi baja. Keris dan tombak jugalah yang dipakai para prajurit kerajaan untuk mempertahankan kerajaannya dari serangan musuh. Akibatnya, pande-pande besi kala itu bermunculan hampir di setiap desa, bagaikan jamur di musim penghujan. Seiring dengan munculnya pande besi sebagai pembuat senjata tajam untuk perlengkapan perang, pada waktu bersamaan lahir juga empu-empu digdaya untuk membuat pusaka. Salah satu tosan aji produk empu digdaya itu adalah sebilah keris berpamor Adeg. Memang, sangat disayangkan. Pembuatan pusaka berpamor Adeg itu tak diketahui nama dan tahun berapa keris sepanjang tak lebih dari 30 cm itu mulai dibuat. Juga pada zaman kerajaan apa. Tapi yang jelas, seperti tertulis dalam buku primbon pusaka dan diyakini kebenarannya oleh para pecandu tosan aji, kalau tuah yang terkandung dalam pusaka berpamor Adeg itu mampu untuk menangkal guna-guna, menghindari gangguan makhluk halus, angin ribut dan kebakaran. Oleh sebab itu, sampai sekarang pusaka berpamor Adeg itu terus diburu oleh para pemerhati pusaka. Tak bergeser jauh dari pamor Adeg, adalah pamor Adeg Iras, yang fungsinya kurang lebih tak jauh beda dengan pamor Adeg. Pamor pusaka Adeg. Tampilan keris tak berluk ini, sangat sederhana. Pipih, dan bilahnya tak seberapa tebal. Demikian halnya dengan sor-sorannya. Sedangkan bentuk fisiknya, bagaikan seorang gadis beranjak dewasa. Anggun, tanpa polesan. Adapun pamor yang menempel pada bilahnya, bentuknya garis lurus tak putus-putus yang membujur dari pangkal sampai ke ujung bilah. Pamor Adeg, masuk kategori pamor rekan dan pamilih. Yakni pamor yang bentuknya dirancang terlebih dulu oleh si empu. Sedangkan pusaka yang memiliki pamor hampir sejenis dengan pamor Adeg, adalah pamor Adeg Iras. Hanya bedanya, kalau pamor Adeg Iras, garis lurus yang menempel dari pangkal sampai ke ujung bilah pusaka, bersinggungan dengan bagian ganja pusaka. Dan pada bagian ganja, garis-garis itu seolah-olah menyambung antara satu dengan yang lain sampai pada bagian pesi (bawah) pusaka. Selain pamor Adeg dan Adeg Iras, pusaka berpamor sama dan diyakini memiliki tuah tak jauh beda, adalah pusaka berpamor Mrambut. Masih soal pamor. Pusaka berpamor Sada Saler, bentuk pamornya tak beda jauh dengan pamoe Adeg, Adeg Iras dan Mrambut. Bedanya, bentuk pamor sada saler, yakni satu garis lurus membujur tanpa putus dari pangkal sampai ke ujung bilah. Secara harfiah, nama pamor ini dapat diterjemahkan sebagai lidi sebatang. Sebab, gambaran bentuk pamornya memang menyerupai atau sama persis dengan sebatang lidi. Pamor ini, tergolong tidak pamilih. Bisa cocok dimiliki oleh siapa saja. Bagi yang meyakini, pamor Sada Saler ini, dianggap mempunyai tuah untuk menambah kewibahaan pemiliknya. ed/jss