Masjid Lumpur (3-Habis) : Masjid Dilapisi Lumpur Saban Tahun

Sabtu, 20 Januari 2018

Rupanya Masjid Agung Djenne ini menyimpan banyak kisah. Dari segi fisiknya saja sudah berbeda. Namun ada keunikan lain, yaitu diselenggarakannya ritual atau semacam festival yang bertujuan ganda, yaitu merawat masjid itu sekaligus menggembirakan penduduk muslim Djenne. Bangunan dari lumpur itu akan tahan berabad-abad asalkan mendapat perawatan yang memadai. Perawatan yang memadai itu berupa pelapisan ulang dinding masjid dengan lumpur baru dari sungai setiap tahun. Setiap memasuki musim semi, penduduk Djenne mengalami kegembiraan yang sama. Pada setiap awal musim ini memang diadakan semacam festival. Setiap orang berhak untuk terlibat. Festival ini sarat keriangan dan persaudaraan, karena setiap orang dituntut untuk bekerja sama. Berminggu-minggu sebelumnya, lumpur pelapis itu telah disiapkan. Campuran antara lumpur dan beberapa bahan lain itu diaduk dengan kaki telanjang oleh anak-anak. Pada malam sebelumnya, dengan diterangi sinar bulan, penduduk berkumpul dan membunyikan alat-alat musik khas paduan kendang dan suling. Jika tiba waktunya, terdengar bunyi peluit ditiup keras sebanyak tiga kali. Pada tiupan keempat menjadi isyarat, mereka berbondong-bondong menerjunkan diri ke pekerjaan mulia itu. Kaum wanita mengangkut lumpur dengan ember di atas kepalanya, sementara para pria yang melapisi seluruh dinding luar masjid. Pekerjaan ini berlanjut hingga subuh dan masjid baru bisa digunakan kembali setelah beberapa hari. jss