Siluman Ular Tanah Batak (4) : Memohon Tidak Diberi Putri Cantik

Kamis, 04 Januari 2018

Sejenak sang ibunda kebingungan. Dia seperti bermimpi. Ketika sadar, ibu ini melihat ke kiri dan ke kanan. Hanya ada kesunyian yang mencekam. Di tengah hutan lebat yang gelap dan menakutkan. Yang terdengar hanya suara air bergemuruh. Mengalir deras tak berbatas. Ibunda Si Boru Tumandi mulai menjerit histeris. Dia memanggil-manggil putrinya, anak menantunya, dan cucu-cucunya. Namun tidak ada jawaban. Hanya suara air itu yang terdengar. Sang ibu pun berlari sekencang-kencangnya. Dia mengikuti dedak yang tadi pagi telah ditaburkannya sepanjang jalan. Hari makin gelap. Sampai di rumah, ibu ini sudah setengah pingsan. Sejak itu dia tak mampu berkata-kata. Apalagi bercerita tentang kejadian yang baru dialaminya. Setelah sekian hari, ibu ini baru dapat menceritakan apa yang disaksikannya. Kiah itu diceritakan pada suami, dan juga sanak saudaranya yang saban hari selalu menungguinya. Mendengar itu Raja Hutabarat merasa terpukul. Dia menyesali kesombongan mencari menantu gagah perkasa dan sakti melebihi manusia biasa. Kisah itu membuatnya shock. Dia tak mampu menerima kenyataan itu. Akhirnya Raja Hutabarat menggelar ritus. Dia mengumpulkan raja-raja Hutabarat lainnya untuk mengadakan pesta gondang dan tarian. Ini digelar selama tujuh hari tujuh malam. Untuk memohon belas kasihan Sang Pencipta agar tidak lagi memberikan putri-putri yang sangat cantik kepada Hutabarat. Doa permohonan raja-raja Hutabarat mendapat jawaban dari Sang Pencipta. Mulai hari itu, di saat permohonan dinaikkan, maka tidak lagi lahir anak-anak gadis dari Hutabarat yang sangat cantik. Walaupun kenyataannya, sampai pada zaman nuklir ini keturunan Hutabarat masih terlihat paling prima dibanding yang lain. Catatan : Si Boru Tumandi, karena kecantikannya, dan karena keinginan Raja Hutabarat, sang ayah, akhirnya dinikahi mahluk halus. Sampai hari ini nama itu tetap dikenang di kalangan Hutabarat. Hingga  saat ini, sungai ini juga masih mengalir. Sungai itu dinamakan  Boru Tumandi. Sungai yang tenang dan biasa diseberangi dengan gampang karena tidak dalam. Banyak anak-anak bermain di sana sekadar mencari ikan. Juga para wanita yang mencuci pakaian sambil bercanda. Namun perlu hati-hati. Jangan mencoba tertawa terbahak-bahak di sana.  Itu dipercaya bisa membuat mulut orang yang melakukannya menjadi miring (suing).  (jss/irsa/bersambung)