Hajjah Duren Pesta, Belah Durian 'Raksasa'

Senin, 25 Desember 2017

Sambang ke perkebunan durian Bu Hajjah Tutik bukan main nikmatnya. Di bukit terasiring pepohonan tumbuh lebat menghijau. Udara dingin merasuk kulit. Ada gasebo tertata apik, plus suara gemericik air kali. Ini yang mengundang siapa saja kerasan berlama-lama menikmati. Perkebunan durian ini saban akhir pekan dikunjungi banyak orang. Mereka bersantai menikmati panorama alam, sekalian juga bersantap durian. Sebenarnya perkebunan seluas 10 hektar itu tidak sulit dijangkau. Berada di Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Jika dari arah Surabaya melewati Kebun Raya Purwodadi belok ke kiri. Radius lima kilometer berhenti, dan belok kanan untuk sampai ke tempat yang dituju. Di sepanjang jalan menuju lokasi kebun ini panorama sangatlah indah. Berbagai tanaman buah seperti jeruk, jambu biji, durian, apel dan mangga berdampingan dengan tanaman keras sengon, mahoni serta jati. Pemandangan alami itu yang menuntun menuju perkebunan Hajjah Tutik. Di area yang dituju, suasana tenang menggelayuti batin siapa saja. Tiga rumah kebun menyapa. Lima pelaksana kebun, termasuk peramu menu makanan khas pedesaan dengan ramah melibatkan diri. Dengan nasi jagung, lauk ikan asin, serta minum air kelapa plus ice cream durian, maka ketenangan itu semarak dengan kelahapan menyantap masakan. Nasi jagung yang dihidangkan bukan nasi sembarangan. Nasi itu melalui proses panjang. Dari jagung yang dikupas dan dibersihkan, ditumbuk dan dipilah, kemudian dikukus dan dijemur agar bisa bertahan lama. Maka tatkala nasi jagung itu ditanak untuk dikonsumsi, rasa lembut dan empuk di lidah tak terhindari. Ini sangat lain dengan rasa nasi jagung tanpa melalui proses ‘rumit’ yang terasa menyangkut di tenggorokan jika dimakan. Dan puncak pesta kebun yang benar-benar di perkebunan itu adalah menyantap buah durian. Durian jenis montong dihidangkan. Buah ranum berwarna kuning itu dibelah di tempat. Aroma menyengat memenuhi ruangan. Dan rasa kenyang dari nasi jagung yang baru saja disantap tidak menyurutkan rombongan untuk melahap daging buah durian yang terserak di meja makan. Durian Raksasa Durian montong sudah sangat dikenal. Durian jenis ini mempunyai ketebalan daging, warna kuning cerah, biji kecil, dan rasa manis. Durian yang dihasilkan kebun Bu Tutik ‘Hajjah Durian’  nampak lebih spesial. Tidak hanya mewarisi karakter durian montong seperti itu, tetapi juga ukuran dan beratnya yang mengejutkan. Durian yang disuguhkan rata-rata punya berat antara empat kilogram sampai delapan kilogram. Ini yang membuat penggembira yang terlibat dalam pesta durian ini terheran-heran. Mereka bertanya-tanya, bagaimana kiat Ibu Tutik bisa menghasilkan durian istimewa yang jarang terjadi di kebun yang lain itu. Keheranan itu semakin menjadi-jadi tatkala menyusuri perkebunan Bu Tutik yang dipenuhi pohon durian. Pohon itu berumur tiga sampai lima tahun. Jumlah pohon yang ditanam sebanyak 180 buah. Tertata rapi dan bersih, serta tiap pohon bergelantungan puluhan buah yang membuat siapa saja akan geleng-geleng kepala. Saban pohon itu berbuah rimbun. Tidak kurang dari tigapuluh buah bergantungan di cabangnya, termasuk di batang pohon. Buah-buah itu berundak-undak mirip pohon pepaya,  dan besarnya di atas standar buah durian pada umumnya.  Ini yang memunculkan sebutan untuk Bu Tutik sebagai Hajjah Duren. Sebutan itu yang membuat Bu Tutik, kebunnya, sekaligus daerah sekitar mulai ramai didatangi orang. Saban hari minggu puluhan hingga ratusan ‘orang kota’ datang ke kebun ini. Mereka menikmati panorama indah di kawasan ini, melihat pohon durian Bu Tutik yang luar biasa. “Dan mereka juga sekaligus berbelanja buah yang dihasilkan kebun ini,” ujar ibu yang tetap dinamis itu. Bahkan untuk memberi gambaran yang gamblang terhadap kebunnya, Bu Tutik memberikan denah terhadap setiap tanamannya. Denah itu selain menyuguhkan lokasi masing-masing tanaman, juga dilengkapi dengan deskripsi tiap pohon. Dari kapan mulai ditanam, sudah berbuah berapa kali, dan grafik pertambahan buah yang dihasilkan tiap pohon. Maka bertandang ke kebun Hajjah Duren ini tidak cuma merasakan kesegaran serta mencicipi buah durian yang ranum dan lezat, tetapi sekaligus mendapat pelajaran berharga bagaimana berkebun dan merawat kebun yang baik.  jss