Ritus Pemuja Setan (5) : Dia Pencipta Musik Surgawi

Kamis, 21 Desember 2017

Iblis, Setan, Lucifer, tadinya adalah bekas penghulu malaikat dengan tingkatan tertinggi. Dia pemimpin pujian dan penyembahan di sorga. Hanya dengan menggerakkan tubuhnya saja, maka akan tercipta melodi-melodi musik sorgawi yang indah. Tetapi karena keserakahan dan kesombongannya untuk menyamai Allah, maka dia dicampakkan ke bumi dengan membawa sepertiga malaikat-malaikat sorgawi yang ikut memberontak. Para malaikat inilah yang sekarang menjadi roh-roh jahat yang selalu menggoda untuk membunuh dan membinasakan umat manusia. Lucifer yang berarti terang, putra fajar, bintang fajar, mata hari fajar itu, pada catatan samping Alkitab lain disebut sebagai "bintang fajar." (Yesaya 14:12) Nama-nama itu diambil dari kata aslinya yang berarti jelas, bercahaya, mempertontonkan, membual, berkoar-koar dengan bodoh, dan omong kosong, yang kesemua itu lebih banyak merujuk pada karakter setan. Dan Lucifer memang setan, si jahat itu, biar pun ia disebut bintang terang. Sebab segala cahaya yang ada padanya hanyalah kegelapan. Lucifer juga dikaitkan dengan akhir zaman atau kiamat. Lucifer akan tampil sebagai malaikat terang. Itu adalah penyamarannya, karena ia adalah jelmaan kegelapan. Bila dicocokkan dengan agama Islam, pada akhir zaman nanti, manusia akan dikejutkan dengan datangnya nabi Isa AS yang asli datang untuk mendamaikan jiwa umat manusia. Nah saat itu Sang Lucifer ini menampakkan diri dengan wujud yang lain. Bagi umat Islam ia dikenal dengan Dajjal, sosok yang bermulut manis dan baik, namun ia adalah pembohong besar. Lucifer adalah makhluk terang di langit.  Dulu ia tinggal di Eden. Taman Tuhan. Dari tempat itulah ia diusir. Tiap-tiap batu permata, batu-batu cahaya, adalah penutup atau proteksi baginya. Ada 9 batu yang disebut, yaitu 9 adalah angka Roh Kudus, 9 buah-buah Roh, 9 karunia Roh, dan 9 kebajikan". Batu-batu ini ditambah dengan 3 batu lainnya digunakan pada penutup dada Imam Agung. 6 dari batu-batu itu harus ada pada fondasi Jerusalem Baru. 6 adalah angka manusia". "Lucifer menjabat sebagai Imam Agung di langit sampai pada hari ia jatuh dalam dosa. Batu-batu itu diikat dengan emas, yakni kebenaran dan kekekalan Tuhan. Lucifer, kendati dengan segala posisinya yang tinggi, ia tetap tidak setara dengan Allah. Allah itu kekal. Lucifer adalah ciptaan. Ia sama dengan evil, yang di dalam Alkitab Indonesia ditulis nasib malang (Yesaya 45 : 7), yang diambil dari bahasa Ibrani "Raa", yang berarti lawan, penderitaan, malapetaka, menghukum atau dukacita. Kelak Lucifer akan diadili di tempat dimana ia diciptakan. Ia akan berdiri di meja pengadilan Tuhan dan vonis akan dijatuhkan atasnya. Nasibnya telah dimeteraikan dan pasti. (jss/bersambung)