Pemanfaatan Gambut Bukan Penyebab Perubahan Iklim

Jumat, 08 Desember 2017

Pemanfaatan lahan gambut bukan penyebab utama perubahan iklim. Perubahan iklim justru lebih didominasi oleh faktor di luar bumi, yakni sistem tatasurya di alam semesta. Itu dikemukakan peneliti Kelompok keilmuan Astronomi, FMIPA, ITB, DR Dhani Herdiwijaya, pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Rahmat Hidayat, dan Ketua Balai Penelitian Sumber daya Lahan Pertanian (BPSDLP) Prof. Dr Dedi Nursamsi,  pada seminar nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) di Bogor, Kamis (7/12). Dhani Herdiwijaya mengungkapkan, variasi energi matahari terhadap amosfer bumi dan gravitasi matahari terhadap orbit bumi adalah dua faktor utama yang memicu terjadinya perubahan iklim, baik menyangkut global warming maupun global cooling.  “Cuaca dan iklim juga bergantung pada interaksi dan integrasi dari sistem  atmosfer, lautan, daratan, dan lingkungan antariksa,” katanya. Dalam konteks ini, kata Dhani,  manusia hanyalah sebagai bagian kecil dari kinerja  sistem terintegrasi alam dan semesta. Dhani juga mengungkapkan, bumi tidak hanya mengalami pemanasan global (global warming) namun juga pendinginan global (global cooling).  Pendinginan global disebabkan faktor internal  yaitu Aerosol  dari hasil letusan gunung api. Sedangkan  faktor  eksternal berupa aktivitas matahari rendah yang kontinu, Iradiansi Matahari rendah sehingga suhu menjadi dingin. Sementara itu Rahmat Hidayat mengatakan, gambut, sebagai salah satu lahan basah yang sangat penting untuk pertanian saat ini banyak dipermasalahkan terutama terkait dengan dampaknya terhadap perubahan iklim. “Padahal secara ilmiah, pembukaan lahan gambut untuk pertanian tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan iklim,” kata  Rahmat. Pernyataan senada dikemukakan Nursamsi. Menurut dia, lahan basah sangatlah penting digunakan untuk kecukupan  pangan dan menopang perekonomian daerah dan nasional. “Pertumbuhan penduduk yang cepat di satu sisi dan keberbatasan lahan untuk pemenuhan pangan menjadikan gambut sebagai pilihan lahan budidaya.”