BPS : Tiga Kota di Riau Alami Inflasi

Senin, 04 Desember 2017

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, dari tiga kota yang masuk dalam perhitungan BPS, mengalami inflasi, sepanjang November 2017. Secara keseluruhan inflasi Riau pada bulan itu 0,38% dengan indek Harga Konsumen 132,77. Kepala BPS Provinsi Riau Aden Gultom menyebutkan, baik Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kota Tembilahan mengalami inflasi yang cukup tinggi. Untuk kota Dumai misalnya, angka inflasi sepanjang November sebesar 0,62%, Tembilahan 0,51%, dan kota Pekanbaru 0,33%. Itu disampaikan Aden Gultom saat dilaksanakannya pertemuan laporan inflasi bulanan di Kantor BPS Riau Jalan Patimura, Pekanbaru, Senin (4/12/2017). "Untuk inflasi tahun kalender sendiri, sepanjang Januari hingga November 3,69%. Dan inflasi year on year 2017, November 2,92%. Ini angka yang cukup tinggi," katanya. Dia menjelaskan, inflasi Riau November 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,66%, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,64%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,37%. Sementara itu untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35%, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,20%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,11%, dan kelompok sandang sebesar 0,08%. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah, beras, rokok kretek filter, bawang merah, batu bata/batu tela, rokok putih, paku, ketupat/lontong sayur, dan lain-lain. Sementara itu komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain daging ayam ras, ikan nila, ketimun, wortel, bawang putih, petai dan lain-lain. "Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,11 persen, diikuti oleh Meulaboh 0,88%, dan Jambi 0,83%. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,04%," sambungnya. mel