Sejarah Gaib Pulau Jawa (3) : Pewaris Ilmu Hitam dari Atlantis

Sabtu, 25 November 2017

Pandatang-pendatang dari Atlantis pada zaman dahulu membawa serta kepercayaan yang jahat dari negara mereka. Penduduk aslinya makin terikat olehnya dan menjadi makin jahat karenanya. Semua kekuasaan itu didasarkan atas ketakutan, sebagaimana semua kepercayaan jahat. Mereka menyembah dewata-dewata yang kejam dan menjijikkan. Mereka hendak didamaikan terus menerus dengan pengorbanan manusia. Mereka terus hidup dalam bayangan kekuasaan jahat. Dan mereka tak dapat melarikan diri daripadanya. Pada waktu yang sedang diceritakan itu, mereka diperintah oleh raja-raja yang merangkap Imam Agung dari kepercayaan itu. Di antara raja-raja ini ada seorang yang sungguh-sungguh fanatik dalam kepercayaannya. Tak diragukan, bahwa kepercayaan dalam hal-hal itu adalah sejati. Ia mencintai Pulau Jawa. Dan ia yakin, hanya dengan rencana yang ngeri itu, yaitu pengorbanan darah setiap hari, sekali seminggu menyuguhkan tumbal manusia, dan pada hari-hari perayaan tertentu, maka pengekalan itu bakal terjadi. Dengan begitu, daerahnya dapat diselamatkan dari penghancuran total yang dilakukan para dewa. Sebab dewa-dewa yang ganas dan haus darah itu telah sering membuktikan kemarahannya, dengan meletuskan gunung berapi secara berulang-ulang. Kasihan betul, karena ia dipengaruhi langsung oleh kekuatan-kekuatan hitam. Tetapi ia memang tidak menyadari hal itu dan menganggap dirinya sebagai seorang patriot. Namun siapakah itu? Ia adalah seorang yang mempunyai kekuatan yang besar dan kemauan yang keras. Dan setelah mengatur rencananya yang mengerikan mengenai pengorbanan itu, ia memutuskan untuk menjaga agar rencananya dapat dilanjutkan sepanjang abad. Termasuk di abad-abad yang akan datang. Untuk maksud itu ia membuat suatu sistem magis yang teliti. Dengan kemauannya yang keras serta memakan waktu yang lama, ia membuat suatu mantera di atas pulau itu. Ia meletakkannya, seakan-akan di bawah suatu kutukan. Yaitu, selama kemauannya tetap teguh, maka pengorbanan-pengorbanan itu tak akan lenyap. Hasil usaha itu, etheris maupun astral dalam bentuk awan gelap yang maha besar melayang di atas pulau itu. Awan itu berbentuk zat yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Awan ini memang merugikan. Anehnya, awan itu kelihatan seolah-olah seperti tertambat pada titik-titik tertentu, sehingga ia tak terbawa angin dan tetap pada tempatnya. Titik ini memang sengaja dimagnetisir olehnya untuk maksud tertentu. Titik-titik ini biasanya bertepatan dengan kawah-kawah dari berbagai gunung api. Agaknya, itu karena kawah-kawah ini biasanya ditempati oleh hantu-hantu yang ganjil, beraneka bentuk, dan memiliki keuletan yang luar biasa. Mereka kelihatannya aneh. Menyerupai patung dan penunggu yang hidup. Yang istimewa, mereka peka terhadap pengaruh yang ia pakai dan sanggup memperkuatnya untuk waktu yang tak terbatas. Sudah tentu kekuatan-kekuatan gelap yang secara tak sadar ia layani itu memberikan bantuan pada rencana semampunya. Dan karena itu awan ini tetap ada sampai pada hari ini. Meski kekuatannya berkurang jauh. (jss/bersambung)