Hilirisasi Penting Dalam Pemahaman Hulu Sawit

Senin, 24 Oktober 2022

LAMPUNG - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Jaringan Indonesia Muda (JIM) melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) dan Expo Sawit Baik dengan yang dihadiri oleh para petani sawit. Kegiatan yang dilaksanakan di BBC Hotel Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung ini turut dihadiri oleh Ir H Hanan A Rozak M S selaku Anggota Komisi IV DPR RI, serta Kepala Dinas Perkebenunan Provinsi Lampung yang dalam hal ini diwakili oleh Ir Elya Rusmaini M M.

Ir H Hanan A Rozak, MS pada kesempatannya menyampaikan bahwa, selain daripada hilirisasi pemahaman soal penyelesaian permasalahan pada hulu juga penting. Karena beliau menemukan seperti pemilihan bibit masih kerap kali menjadi masalah. Maka dari itu beliau juga menekankan bahwa penting bagi para petani sawit harus mulai berkelompok. 

Kontak tani, beliau menyebut sebagai istilah dari satuan kelompok tani akan membantu mengefisiensikan proes dari mulai hulu hingga hilirisasi dari pemanfaatan kelapa sawit. Beliau menekankan jangan sampai ke depan para petani masih bergerak secara individiu dalam menjalankan proses pengolahan perkebunan kelapa sawit.

Ir Heri DB MM CPNC dalam kesempatannya menyampaikan bahwa terdapat 3 kunci sukses dalam membangun kebun sawit. Tiga kunci tersebut disampaikan kepada para peserta acara yaitu “BPDP” atau Bibit, Pupuk, dan Populasi. Tiga kunci sukses ini harus mampu dipahami dengan baik sebagai fundamental yang harus dimiliki oleh para petani sawit dalam mengelola perkebunan sawitnya.

Kemudian Ir Syarif bastaman MSc hadir memberikan penjelasan, secara singkat terutama soal teknis pemanfaatan dan pengolahan dari produk sawit. Beliau menjelaskan bahwa minyak sawit pada dasarnya memiliki beberapa keunggulan sebagai bahan baku produk pangan. 

Keunggulan yang dijelaskan antara lain, harga yang relative murah, mampu membuat makanan bertekstur halus dan lembut, serta bebas kolesterol. Beliau pun turut menjelaskan beberapa langkah teknis dalam pengolahan sawit menjadi produk-produk sepeerti minyak sawit merah, biodiesel, sabun dan beberapa hasil produk lainnya yang mampu dihasilkan oleh para petani sawit.

Lalu Awang Suwarmoto dalam kesempatannya mencoba meningkatkan perhatian dan kewaspadaan kepada para petani sawit soal Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Utama Kelapa Sawit. 

Beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa organisme yang mungkin sampai saat ini masih harus cukup rutin untuk diawasi oleh para petani yang mampu mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Beliau mengingatkan bahwa dua organisme yang disebutkan, yaitu kumbang tanduk dan ganoderma akan muncul pada tanaman generas ke-2 atau yang biasa disebut tanaman yang sudah re-planting.Pada akhir sesi.

Pada akhir sesi, Elya Rusmaini yang juga mewakili Dinas Perkebunan  Provinsi Lampung menyampaikan  bahwa beliau sepaham dengan Bapak Ir H Hanan A Rozak, MS bahwa para petani sawit saat ini harus mulai lebih bekerja sama dan mulai berkelompok untuk meningkatakan produktivitas. 

Beliau juga menekankan bahwa ke depan para petani menjadi kelompok tani sejati, yakni kelompok yang mampu bergerak mandiri dan rutin melaksanakan kelas belajar untuk berbagi ilmu serta membantu satu sama lain.(lin)