Komite Gender Skala Proritas dalam Industri Kelapa Sawit

Kamis, 25 Agustus 2022

PEKANBARU -- Isu kesetaraan gender masih menjadi salah satu prioritas rencana kerja untuk Program Penguatan Dialog Sosial di Industri Kelapa Sawit di Kabupaten Siak dan Pelalawan. 

Hal ini menjadi topik pembahasan seminar yang diselenggarakan oleh Consortium of Resource Experts (CPRE), yang terdiri dari Daemeter dan Proforest, bekerjasama dengan CNV-I, di Gedung LPPM Universitas Riau, Kamis (25/8/2022).

Prof Dr Almasdi Syahza yang mewakili Rektor Universitas Riau saat membuka kegiatan itu mengatakan, perempuan memiliki peran penting dalam lingkungan kerja, namun status mereka masih banyak sebagai pekerja lepas, padahal perempuan juga memiliki risiko yang sama dengan pekerja laki-laki. 

"Dikeluarkan saat hamil, kemudian diminta untuk mendaftar ulang saat kembali masuk kerja, itu merupakan bentuk diskriminasi," kata salah seorang Guru Besar Universitas Riau itu sebelum membuka seminar bertajuk Mendorong Kesetaraan Gender dan Komite Gender di Industri Kelapa Sawit di Siak dan Pelalawan tersebut. 

Sementara itu, Konsultan Assessment, Risdayati yang menjadi pembicara dalam kesempatan itu mengatakan, dari hasil assesment keberadaan komite gender yang telah dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus tahun 2022 yang dilakukannya bersama beberapa pihak lainnya di 4 perusahaan, perlu disosialisasikan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan melalui kegiatan tersebut.

"Diharapkan outcome nantinya bisa terinisiasinya komite gender di empat perusahaan di Kabupaten Siak dan Pelalawan. Komite gender diproyeksikan menjadi struktur paralel yang focus pada isu kesetaraan gender bagi pelaksanaan dialog sosial di tingkat perusahaan, sekaligus cara untuk meningkatkan
keterwakilan perempuan dalam dialog sosial di tingkat perusahaan," tuturnya. 

Ia juga menyampaikan, pintu masuk untuk
mendorong inisiasi tersebut adalah melalui pelatihan kesetaraan gender yang akan dilakukan bulan September mendatang.

Untuk memulai mata program ini, maka CNV-I dan CORE perlu melakukan assessment tentang keberadaan komite gender di kedua kabupaten tersebut saat tersebut. 

Sebagai tindak lanjutnya, laporan assessment tersebut nantinya akan difinalisasi setelah mendapatkan masukan-masukan dari acara sosialisasi tersebut.

Dihari yang sama, juga dilaksanakan lokakarya untuk menyusun modul pelatihan kesetaraan gender yang akan dilaksanakan pada bulan September mendatang. 

Modul yang akan disusun tersebut akan didasarkan pada temuan dan rekomendasi hasil assessment. Oleh karena itu, kegiatan diskusi hasil assessment akan disusul dengan lokakarya penyusunan modul, yang berlangsung hingg sore hari.

Dalam kesempatan itu juga hadir sebagai penanggap, Ema Liliefna dari Hukatan Jakarta, kemudian Dr Umi Oktyari Ratnaningsih dari Universitas Riau, kemudian perwakilan Gapki Riau, dan puluhan peserta dari berbagai perusahaan dan instansi. (lin)