Harga Sawit Tinggi, Tapi Petani Kopsa-M Gigit Jari

Sabtu, 02 Oktober 2021

PEKANBARU - Harga TBS sawit Riau saat ini tengah berada di level tertingginya. Meskipun terjadi penurunan dalam dua pekan terakhir, namun harga komoditi andalan masyarakat Riau itu masih berada di angka Rp 2.700/kg.

Namun, tingginya harga sawit ini tidak bisa dinikmati oleh seluruh petani sawit. Seperti petani yang tergabung di Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) yang beroperasi di desa Pangkalan Baru, Kabupaten Kampar. Ini lantaran adanya masalah yang tak kunjung selesai di dalam koperasi itu. 

Kepala Desa Pangkalan Baru, Yusri Erwin mengatakan, dirinya sangat prihatin terhadap permasalahan yang terjadi di koperasi itu. Pihaknya juga telah mempertemukan para perwakilan petani serta karyawan koperasi untuk menyelesaikan permasalahannya. 

"Tentu kita prihatin, walau sedikit namun kan itu wajib dibayarkan," kata Yusri, Jumat (1/10/2021) malam.

Yusri mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V yang memayungi koperasi itu. Dari komunikasi itu, ternyata pengurus Kopsa-M periode 2016-2021 tidak menyerahkan DPU kepada pihak PTPN V, sehingga perusahaan tidak bisa mencairkan hasil kebun ke para petani. 
 
Padahal DPU itu adalah bukti rincian hasil panen kebun dan pekerjaan yang ada. 

"Memang pernah diberikan, namun isi DPU itu tidak sesuai. Yang tertera adalah rincian keseluruhan, bukan per blok atau berapa pekerjaan yang selesai. Misalnya kebun ini luasnya berapa dapat berapa ton. Terus nunas (pruning) dapat berapa batang itu gak dirinci. Jadi, pihak PTPNV akhirnya gak mencairkan uang hasil kebun itu. Dikhawatirkan terjadi penyelewengan yang justru juga merugikan petani," jelasnya. 

Kemudian musyawarah sempat membuahkan hasil yakni gaji petani dan karyawan tersebut dicairkan. Namun harus lewat bendahara versi pengurus periode 2016-2021. Tapi lagi-lagi gagal karena bendara tersebut telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu.

"Kita sangat prihatin, sebab ada petani yang sampai makan ubi. Saya lihat sendiri ada berkarung-karung ubi untuk persediaan mereka. Kita sampai berhutang di warung untuk membantu memenuhi kebutuhan petani. Seperti bahan pokok sehari-hari. Jumlahnya sampai Rp.9 jutaan. Kita khawatir dan mereka juga warga kita," tambahnya. 

Yusri berharap masalah yang ada ditubuh Koosa-M segera selesai. Ia juga meminta ketua Kopsa-M periode 2016-2021 legowo dan menyerahkan jabatannya ke pengurus hasil Rapat Luar Biasa (RLB) beberapa waktu lalu.

"Dia gak mengakui RLB itu dan bersikukuh sampai menjabat hingga bulan 12 nanti. Jadi petani sudah, karyawan susah. Sudah tak bergaji kebun tak terawat pula. Malah sampai gak makan," tuturnya.

Katanya, dari data yang di dapat ada 60an orang karyawan yang bekerja di koperasi itu tak bergaji dua bulan terakhir. Dari amprah yang ada jumlah gaji mereka mencapai Rp400 jutaan.

"Belum lagi ratusan petani. Jadi saat ini anggota RLB jika waktunya panen maka akan memanen kebun itu dan di jual ke PTPN V menggunakan PB resmi Kopsa-M awal. Tak lagi dijual menggunakan PB luar. Jadi hasil penjualan langsung masuk rekening koperasi bukan langsung ke bendahara seperti sebelumnya. Semoga masalah ini segara selesai dan petani dapat menikmati harga sawit yang tinggi saat ini," ujarnya. (Bayu)