5 Tahun Program DMPA APP Sinar Mas, 6 Ekor Sapi Jadi 47 Ekor

Selasa, 30 Maret 2021

TAPUNG KAMPAR - PT Arara Abadi sebagai unit usaha APP (Asia Pulp & Paper) Sinar Mas beserta mitra pemasok PT PSPI Distrik Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, selama lima tahun sejak tahun 2016, memotivasi masyarakat Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau agar dalam membersihkan (membuka) lahan pertanian maupun perkebunan dengan tidak membakar, Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).

Selain itu sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat melalui Program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) APP Sinar Mas. Hal ini terlihat, semenjak Program DMPA dilaksanakan di Desa Batu gajah, kasus karhutla (kebakaran hutan dan lahan) relatif tidak ada, dan masyarakat penerima program DMPA, perekonomian rumah tangganya terbantu dari berbagai usaha seperti pertanian tanaman cabai, sayur-sayuran dan buah-buahan serta perternakan sapi dan perikanan.

Menurut Wagyo (59 Thn), masyarakat yang sudah 15 Tahun berdomisili di Desa Batu gajah salah satu peserta penerima bantuan kemitraa sekaligus juga ketua peternakan sapi program DMPA, kepada media menceritakan, ia sejak tahun 2006 sudah tinggal di Desa Batu Gajah ini.

"Sehari-hari pekerjaan saya selain berkebun, saat ini juga beternak sapi, kegiatan beternak sapi ini sudah saya lakukan selama 5 tahun ini sejak 2016, saat ini saya ada mempunyai 4 ekor sapi, yang awalnya saya mendapatkan 1 ekor sapi dari program DMPA. Pada tahun 2016 perusahaan memberikan motivasi dan pemahaman kepada kami agar dalam membersihkan lahan tanpa membakar melalui program DMPA untuk masyarakat Batu Gajah di antaranya bidang pertanian tanaman cabai dan peternakan sapi. Jadi saya kebagian peternakan sapi," sebutnya.

Lanjutnya, awalnya di sekitar 5 tahun lalu, perusahaan memberikan bantuan bergulir 6 ekor sapi untuk enam kepala keluarga, saat ini sapi tersebut berkembang sudah menjadi 47 Ekor untuk 13 Kepala Keluarga, karena ada keluarga yang mempunyai 3 sampai 4 ekor sapi. Kalau diambil rata-rata harga sapi saat ini sekitar Rp15 jt/ekor, maka nilai assetnya sudah mencapai sekitar lebih kurang Rp 700 jt aa. Karena sapinya ada yang besar dan ada yang kecil (anakan).

"Dan ini akan kami kembangkan terus, karena untuk pakan nya (rumput) kami tidak mengalami kesulitan, karena kami bekerjasama dengan perusahaan untuk izin mengambil pakan ternak di Kawasan HTI (Hutan Tanaman Industri) Perusahaan, sekaligus juga kami ikut berpatroli dikawasan HTI jika ada api, jadi kami juga dapat membantu perusahaan, karena perusahaan telah membantu kami. dari kotoran sapi kami juga bisa menghasilkan pupuk untuk tanaman pertanian dan perkebunan maupun perkebunan cabai dan sayuran milik masyarakat di Batu Gajah,” terang Wagyo menyampaikan.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah salah satu penerima program DMPA bidang holtikulura pertanian cabai Agus (48 thn), membenarkan bahwa dari hasil program DMPA selain bercocok tanam dengan membersihkan lahan tanpa membakar, ekonomi nya merasa sangat terbantu. Karena dari ¼ hektar lahan yang diusahakannya untuk pertanian cabai, dia bisa mendapatkan penghasilan tambahan rata-rata Rp110 juta pertahun.

”Dengan modal 4000-4500 batang bibit senilai Rp15 juta, dimasa 4 bulan saya bertani cabai, saya bisa mendapatkan Rp80 Jt-Rp100 Jt untuk sekali panen, dan itu belum maksimal saya lakukan dalam 1 tahun, karena Desa Batu gajah ini, tanahnya agak berpasir ditambah lagi faktor cuaca, maka untuk menyelinginya, saya tanami sayur-sayuran, tanaman kacang-kacangan dan tanaman buah, dari hasil pertahun dari lahan ¼ hektar tadi, dengan berbagai macam tanaman yang saya tanam, setelah saya keluarkan modal usaha, saya dapat penghasilan tambahan Rp110 jt-Rp140 Jt/tahun," jelasnya.

"Dari hasil tersebut saya tabung, dan saya tambah asset usaha saya berupa lahan, kebun dan kolam ikan. Alhamdulillah setelah 5 tahun saya ikut program DMPA dari PT PSPI yang awalnya saya mengambil paket Pertanian Cabe dengan cara Penggunaan (Pembukaan) Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dari yang ¼ hektar tadi, asset saya saat ini sudah bertambah senilai Rp600 Jt dari hasil pengembangan tanam cabe program DMPA PT PSPI tersebut, asset tersebut berupa, tanah, kebun dan kolam ikan,” terang Agus menambahkan.

Dalam kesempatan terpisah, Nurul Huda, selaku Juru bicara/Humas PT Arara Abadi-APP Sinar Mas Regional Riau, Didampingi SSD Head Perusahaan Partner Pemasok APP Sinar Mas, Jos Rinaldi kepada media menjelaskan, Program DMPA PT Arara Abadi-APP Sinar Mas bersama salah satu mitra pemasoknya yaitu PT PSPI Distrik Petapahan bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama yang berada di sekitar operasional perusahaan untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar/PLTB.

"Karena selain berdampak kepada kerusakan lingkungan juga akan berdampak kepada kesehatan masyarakat serta berdampak kepada perekonomian. PT Arara Abadi bersama mitra pemasok APP Sinar Mas selain memberikan pengetahuan kepada masyarakat juga mendukung masyarakat dalam mengelola lahan milik mereka dengan metode agroforestry, yakni bercocok tanam tumpangsari hortikultura (sayur dan buah), tanaman pangan, peternakan, perikanan dan alat tangkap, serta membuat tanaman industri kecil untuk olahan pangan," jelasnya.

DMPA juga memberikan pelatihan kewirausahaan dan pelestarian tanaman herbal kepada masyarakat lokal disekitar areal konsesi APP Sinar Mas dan mitra di Regional Riau, khususnya untuk perempuan dapat memanfaatkan berbagi tanaman herbal.

"Program DMPA APP Sinar Mas ini terbagi menjadi 6 pilar utama yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemetaan sumber daya secara partisipatif, transfer teknologi, perlindungan dan pengawasan kawasan hutan, serta pencegahan maupun penyelesaian konflik,” tutup Nurul Huda menyampaikan. (rilis)