Alfedri Jadi Ketua DPW PAN Riau, Syamsuar Punya Lawan?

Selasa, 29 Desember 2020

Ketua DPW PAN Riau, Alfedri.

PEKANBARU - Pengamat Politik Riau, Tito Handoko menilai penunjukkan Alfedri sebagai ketua DPW PAN merupakan sebuah langkah tepat. Bahkan, Tito menilai hal ini bisa berimplikasi ke peningkatan popularitas Alfedri yang mungkin menjadi lawan politik Syamsuar ke depan. 

"Terpilihnya Alfedri ini preseden positif bagi PAN. Pertama, Alfedri ini sejak awal berpolitik konsisten bersama PAN. Kedua, PAN di Pemilu 2019 juga baik dengan perolehan suara terbanyak. Dengan ditunjuknya Alfedri ke Provinsi ini bisa ditularkan ke provinsi, bisa menggerek perolehan suara," ujar Tito, Selasa (29/12/2020).  

Posisi Alfedri yang juga menjabat sebagai kepala daerah ini disebut Tito memiliki efek positif dan negatif. 

"Sebagai kepala daerah fokusnya mungkin terbagi. Tapi kerja partai adalah kerja kolosal bukan kerja individu. Harus bisa dikonsolidasikan ke pengurusan lain hingga tingkat cabang dan ranting. Konsolidasi ini yang membuat partai semakin modern dan maju," jelas Tito. 

Tito menilai mencuatnya Alfedri ini menjadi jawaban bagi PAN untuk memiliki figur sentral pasca ditinggal Syamsuar yang pindah kembali ke Partai Golkar. 

Jabatan Bupati Siak yang akhirnya benar-benar dimenangkan Alfedri setelah sebelumnya mendapatkan lungsuran jabatan dari Syamsuar disebut Tito sebagai pembuktian kualitas kepemimpinan Alfedri. 

"Konsistensi Alfedri ini cukup bagus, dibuktikan dulu di Siak apakah bisa membawa Siak lebih maju," 

Namun setidaknya, menguatnya popularitas Alfedri ini disebut Tito membuat dinamika politik Riau akan ramai terutama menuju musim politik 2024 mendatang. Bahkan bisa saja popularitas Alfedri mengungguli Syamsuar. 

"Munculnya Alfedri sebagai ketua DPW PAN membuat dinamika politik di tingkat provinsi kembali menguat, Syamsuar punya lawan tanding lah," ujar Tito. 

Status PAN yang cukup kuat saat ini disebut Tito juga sebagai kunci kemana arah politik 2024 dilabuhkan.  Diketahui PAN saat ini memiliki tujuh kursi di DPRD sehingga hanya membutuhkan enam kursi partai lain untuk dapat mengusung pasangan calon Gubernur. 

Keleluasaan membentuk koalisi disebut Tito dimiliki PAN terutama dengan menguatnya pamor Alfedri. 

"Butuh enam kursi lagi untuk mengusung calon, bisa saja bergandengan dengan PKS, Nasdem. Mungkin kembali ke koalisi awal atau bisa bentuk koalisi baru," tutup Tito. *