GAPKI Besok Gelar IPOC Virtual

Selasa, 01 Desember 2020

JAKARTA - Di tengah pembatasan aktivitas akibat pandemi COVID-19, Gabungan Pengusaha kelapa Sawit Indonesia menggelar Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2020 secara virtual.

Dikatakan Mona Surya, Ketua Panita Penyelenggara IPOC 2020, tahun ini merupakan tahun penuh tantangan. Di mana, pandemi COVID-19 merubah gaya hidup dan gaya kerja manusia di muka bumi. Di mana, interaksi sosial secara langsung menjadi sangat terbatas, sehingga komunikasi lebih mengedepankan teknologi digital baik dalam kegiatan bisnis, belajar mengajar maupun kegiatan lainnya.

"Menyesuaikan dengan situasi kehidupan normal baru, GAPKI dengan bangga menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual," papar Mona, Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Dikatakan, konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan. Dan, 16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook akan diselenggarakan pada 2-3 Desember 2020 secara virtual ini, mengusung tema Palm Oil Industry in the New Normal Economy. "Konferensi selama dua hari ini juga akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan pengembangan energi terbarukan," papar Mona.

Kalau tak ada aral, kata Mona, IPOC 2020 bakal Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sekaligus memberikan special keynote speech. Selain itu, Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan dijadwalkan memberikan special address terkait iklim investasi Indononesia pasca pandemi Covid-19.

Dan, sudah menjadi tradisi dalam gelaran IPOC untuk menghadirkan sejumlah pakar senior berkelas dunia untuk mengupas tren harga minyak sawit. Semisal, Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC
International) dan Thomas Mielke (Oil World).

Sejauh ini, lanjutnya, animo masyarakat baik dari Indonesia dan luar negeri, cukup positif. Tahun lalu, penyelenggaraan konferensi ini dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari 25 negara. "Tahun ini, pertama kali digelar secara online, kami membatasi maksimum peserta yang akan hadir 1.000 peserta yang berasal dari lebih dari 25 negara di dunia. Saat ini, kuota tempat duduk telah mencapai hampir 850 peserta, ini menunjukkan animo masyarakat tetap tinggi," ungkapnya. (lin)