Pekan Ini Harga Minyak Sawit Merosot ke Level RM 3.288/Ton

Senin, 23 November 2020

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berbalik melemah pada pekan ini. Kecemasan soal pasokan yang menipis akibat Covid-19 dan memasuki periode produksi musiman yang rendah akhir tahun baik di Indonesia dan Malaysia.

Pada pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia turun 2,72% secara point-to-point, sehingga harganya turun ke RM 3.288/ton.

Harga CPO yang lebih rendah, kekeringan panjang hingga penggunaan pupuk yang lebih rendah membuat output di Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia drop dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu di Malaysia prospek produksi juga negatif lantaran kekurangan tenaga kerja panen akibat pembatasan mobilitas publik semasa pandemi Covid-19 merebak.

Fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik juga semakin mengukuhkan kecemasan akan pasokan minyak nabati ini.

Secara historis, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adanya La Nina cenderung membuat harga CPO tertekan ke atas. La Nina yang terjadi tahun ini diperkirakan bersifat moderat dan akan berlangsung sampai akhir tahun.

Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan hujan lebat, badai dan angin kencang diperkirakan akan terus berlanjut di seluruh negeri hingga akhir Desember sebagaimana diberitakan oleh media pemerintah Bernama.

Reuters melaporkan FGV Holdings Bhd sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar dunia memperingatkan bahwa produksi kuartal keempatnya akan terpukul oleh ketidakpastian cuaca dan pengendalian wabah Covid-19.

"Namun, kemungkinan penurunan permintaan bahan bakar di Indonesia, dan premi minyak sawit yang sangat tinggi dibandingkan minyak gas dapat mengakibatkan ditundanya mandat biodiesel B40, kemungkinan akan mempengaruhi tren naik minyak sawit," Anilkumar Bagani, kepala penelitian Mumbai broker minyak nabati Sunvin Group.

Harga CPO yang terus naik sementara jauh melampaui kenaikan harga minyak dan gas pada akhirnya membuat penggunaan CPO untuk biodiesel menjadi tidak ekonomis.

Akhirnya permintaan CPO untuk sektor bahan bakar pun menurun dan ini akan menjadi salah satu penghambat kenaikan harga lebih lanjut.*