Ekonomi Kreatif Riau Butuh Dukungan!

Selasa, 17 November 2020

Ilustrasi. (int)

PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mengakui bahwa ekonomi kreatif di Riau membutuhkan dukungan secara masif agar bisa bangkit dan bersaing dalam skala besar.

“Kami menyadari bahwa Riau memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar. Namun demikian masih membutuhkan dukungan untuk mereka bisa bangkit,” katanya.

Syamsuar mengatakan, sejauh ini sebagian sudah tumbuh signifikan dengan penghasilan yang tidak sedikit. Namun sebagian lainnya, masih memerlukan dukungan dari banyak pihak, termasuk pemerintah, dalam pengembangan potensi ekonomi di sektor ini.

“Sebagian yang lain belum mendapatkan apresiasi sebagaimana mestinya, maka dari itu kami (Pemprov Riau) akan melakukan berbagai usaha untuk membantu,” kata Syamsuar.

Menurutnya, ekonomi kreatif di Riau bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang tata kelolanya benar, dan melibatkan banyak pihak dalam pengembangannya.

Pengembangan sektor ini juga diyakini akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat yang kemudian berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah.

“Namun tantangan kedepannya juga  semakin berat sehingga kita perlu memperkuat kemampuan industri kreatif kita untuk bersaing dengan produk-produk ekonomi kreatif dari impor,” ujarnya.

Untuk itu tentunya perlu dorongan untuk memperkuat keterkaitan dengan sektor – sektor yang lain baik di hulu dengan pemasok maupun keterkaitan di hilir dengan menyerap sektor ekonomi kreatif.

Sektor ekonomi kreatif di Riau sebenarnya sudah mampu menghasilkan produk-produk yang baik dengan nilai saing tinggi, seperti daerah lain di Indonesia. Hanya saja tingkat kemampuan pelaku industri kreatif yang melek digital masih sangat minim.

“Saya mengakui memang itu yang menjadi kendala saat ini. Secara produk mereka sudah keren-keren, tinggal bagaimana (pemerintah) mampu mengajak mereka untuk go digital,” kata Branch Manager Toko Kue L’Cheese Factory Barumun Nanda Aditya.

Dia menambahakn di era digital seperti ini, banjir informasi yang menjadi tantangan nyata bagi sektor ekonomi kreatif. “Caranya be your self, mereka (UMKM) harus menjadi diri mereka sendiri melalui produk-produk yang mereka hasilkan,” sambungnya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan secara mandiri, yakni menonjolkan ciri khas masing-masing produk. Pelaku industri keratif di Riau Riau punya keunggulan itu dengan mengangkat nilai-nilai lokal.

“Misal, jual kue talam. Memang banyak yang jual produk yang sama. Tapi mereka bisa labeli kue talam itu dengan resep keluarga dari Siak. Itukan khas. Nah, itu yang harusnya dipromosikan ke pelanggan mereka memalaui digital. Bisa lewat Sosmed atau maketplace,” jelasnya.

Barumun Nanda merekomendasikan jika memang harus belajar mengenai ekonomi kreatif, sebaiknya merujuk ke Kota Malang di Jawa Timur. “Malang itu bergeliat banget industri kreatifnya. Pertumbuhan UMKM-nya sejalan dengan pertumbuhan SDM-nya di bidang digital,” ujarnya. *