Harga Minyak Ngedrop

Jumat, 13 November 2020

JAKARTA - Harga kontrak futures minyak drop signifikan pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (13/11/2020). Pandemi Covid-19 yang semakin mengerikan masih jadi ancaman utama bagi pasar energi terutama minyak. 

Pada 09.35 WIB harga kontrak minyak mentah drop signifikan dengan koreksi lebih dari 1%. Kontrak minyak acuan Brent turun 1,63% ke US$ 42,81/barel dan untuk kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) harganya ambles 1,97% ke US$ 40,31/barel.

Apabila hari ini harga minyak ditutup dengan koreksi maka sah dalam dua perdagangan terakhir kontrak minyak terbenam dalam zona koreksi. Namun jika posisi hari ini dibandingkan dengan penutupan pekan lalu, harga minyak masih mencatatkan kenaikan sebesar 8,5%. 

"Meningkatnya kasus kasus virus Corona di seluruh dunia telah memicu kekhawatiran atas melemahnya permintaan bahan bakar," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di broker komoditas Fujitomi Co kepada Reuters.

"Pandangan bahwa perlu waktu untuk melihat manfaat dari vaksin Covid-19 juga mendorong investor untuk melepas posisi buy mereka," tambahnya. Saito juga menambahkan bahwa kontrak WTI terlihat berpotensi menuju ke level US$ 39,5 per barel.

Kasus infeksi Covid-19 kumulatif secara global sudah tembus angka 52 juta dan angka kematian semakin mendekati 1,3 juta. Kenaikan kasus infeksi di Amerika dan Eropa membuat banyak negara memutuskan kembali menerapkan pengetatan. 

Kendati lockdown yang diterapkan saat ini tidak seketat awal, tetap saja permintaan terhadap minyak dan bahan bakar menjadi drop. Sekarang semua orang berharap pada vaksin Covid-19. 

Kabar baik soal kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech mampu membuat harga minyak terbang. Tersedianya vaksin diharapkan dapat meningkatkan keyakinan masyarakat untuk kembali mobile, dengan begitu kebutuhan akan bahan bakar bisa berangsur pulih.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Kamis bahwa permintaan minyak global tidak mungkin mendapatkan dorongan yang signifikan dari peluncuran vaksin untuk melawan Covid-19 hingga memasuki tahun 2021. 

Analis mengatakan pembatasan yang lebih ketat pada mobilitas untuk menangani kasus virus Corona yang meroket membuat Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) menjadi ragu-ragu untuk menerapkan rencana pelonggaran pembatasan produksi yang disepakati dalam kesepakatan awal tahun ini. .

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan awal pekan ini bahwa kesepakatan OPEC+ dapat disesuaikan jika ada konsensus di antara anggota kelompok produsen informal tentang perlunya menunda pengurangan pengurangan produksi. 

Menambah sentimen negatif ada laporan dari EIA yang mengabarkan stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel pekan lalu. Angka yang dilaporkan oleh EIA jauh lebih tinggi dari perkiraan para analis di level penurunan 913 ribu barel.