Antara Santri, Gubernur Riau dan Sawit

Jumat, 23 Oktober 2020

PEKANBARU - Sawit begitu akrab dengan sebagian besar masyarakat Provinsi Riau. Hampir separuh produksi sawit di Indonesia berasal dari kebun Bumi Lancang Kuning, baik perusahaan, plasma atau petani biasa.

Melihat ini, Gubernur Riau Syamsuar berharap ke depannya sawit menjadi pemberdaya ekonomi pesantren. Dengan demikian, ratusan pondok pesantren di Riau bisa memunculkan santri-santri pengusaha.

Menurut Syamsuar, tidak hanya pengusaha sawit dari hulu (pekebun) tapi juga hilirnya. Misalnya, industri rumahan atau usaha mikro kecil menengan (UMKM) berbasis kelapa sawit.

"Jadi harapannya pondok pesantren tidak hanya menciptakan santri sebagai ulama tapi juga pengusaha atau wirausaha," kata Syamsuar di Pekanbaru.

Syamsuar menjelaskan, kemandirian santri setelah keluar dari pondok pesantren menjadi target pemerintah. Makanya, ada program santripreuner atau santri-enterpreuner di Indonesia.

"Terkait potensi sawit, arahan dari Wakil Presiden agar bisa dikembangkan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, tentunya memanfaatkan pondok-pondok pesantren di Riau," ujarnya. 

Saat ini di Riau terdata 308 pondok pesantren aktif. Beberapa di antaranya punya kebun sawit sebagai sumber pembiayaan dan melatih santri untuk berwirausaha. "Lahirnya santripreuner ini diharapkan mengembangkan ekonomi Indonesia di masa depan," ucap Syamsuar.

Lebih jauh Syamsuar menerangkan, ada tiga model usaha ekonomi pondok pesantren. Ini melibatkan kiai sebagai pengasuh, kemudian santri serta alumni. "Kiai sebagai pusat ekonomi karena orang terdepan mengembangkan pondok pesantren," kata Syamsuar.

Kedua, usaha ekonomi untuk santri dengan memberikan keterampilan dan kemampuan berwirausaha. Ketika keluar, keterampilan tersebut dapat dimanfaatkan.

Pada model terakhir yaitu usaha ekonomi bagi para alumni santri. Pengurus pesantren dengan melibatkan para alumni santri menggalang sebuah usaha tertentu. Tentunya, usaha produktif bagi alumni, di mana keuntungannya dapat digunakan untuk mengembangkan pesantren.

"Kita harapkan pondok-pondok pesantren di Riau bisa seperti itu sehingga melahirkan enterpreuner," tukasnya. *