Harga Minyak Sawit Anjlok 2,37% ke Level RM 2.802/Ton

Senin, 19 Oktober 2020

PEKANBARU - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada awal pekan, Senin (19/10) pagi anjlok cukup dalam. Pada pukul 10.30 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 2,37% ke RM 2.802/ton. Ini tercatat merupakan level terendah dalam tiga pekan terakhir.

Kontrak minyak kedelai teraktif di Bursa Komoditas Dalian tergelincir 1,38%, sementara kontrak minyak sawitnya turun 2,16%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga turun 0,73%. Penurunan harga minyak substitusi sawit ini menjadi sentimen negatif bagi harga CPO.

Turunnya harga minyak sawit ini, pemicu utamanya adalah rendahnya impor India. Berdasarkan laporan Reuters, impor minyak sawit India pada September turun 27% ke level terendah dalam tiga bulan, karena kurangnya permintaan dari hotel dan restoran jika mengacu pada pernyataan Asosiasi Ekstraktor Pelarut India pada hari Jumat.

Sementara itu pembelian minyak kedelai India justru melonjak 28% pada bulan tersebut karena permintaan rumah tangga yang lebih tinggi. Di India konsumsi minyak goreng untuk rumah tangga lebih mengandalkan minyak kedelai, sementara untuk hotel dan restoran lebih banyak menggunakan minyak sawit. 

Negara Asia Selatan adalah importir minyak nabati terbesar di dunia, dan pembelian minyak sawit yang lebih rendah dapat membebani harga minyak sawit Malaysia. Impor kedelai yang lebih tinggi dapat mendukung harga kedelai AS.

Asosiasi Ekstraktor Pelarut India (SEA) menyatakan bahwa pada September 2020, India dilaporkan mengimpor 643.994 ton minyak sawit. Ini turun cukup signifikan dibandingkan September 2019 yang 879.947 ton.

Sementara itu, pada bulan yang sama, impor kedelai India mencapai 316.232 ton, sementara impor minyak biji bunga matahari turun 47% menjadi 66.783 ton dari periode tahun lalu. *