Petani Sawit Riau Dapat Dana Hibah Rp720 Juta untuk PSR

Ahad, 09 Agustus 2020

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit

PEKANBARU - Petani kelapa sawit swadaya di Provinsi Riau mendapatkan dana sebesar Rp720 juta dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada tahun 2020 ini. Ini merupakan dana hibah yang diberikan kepada petani untuk program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), seluas 24 hektare. 

"Dana peremajaan sawit rakyat ini dalam bentuk hibah langsung kepada petani yang akan melakukan peremajaan kebun sawitnya dengan bantuan hibah sebesar 30 juta rupiah per hektar. Setiap kepala keluarga maksimal memperoleh bantuan dana PSR untuk empat hektar," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulfadli, Jumat (7/8).

Zulfadli mengatakan, dana BPDPKS tersebut merupakan bersumber dari pungutan ekspor hasil kelapa sawit. Pada tahun 2020 ini pemprov Riau memperoleh alokasi dana peremajaan sawkit rakyat (PSR) untuk 24 hektar lahan sawit petani swadaya. "Riau merupakan provinsi terluas yang memperoleh bantuan dana PSR," katanya.

Zulfadli menjelaskan, Pemprov Riau melalui Dinas Perkebunan bertugas untuk mendorong, menyosialisasikan program PSR, serta sebagai verifikator dan pengawalan kegiatan agar program ini tepat sasaran.

"Melalui program PSR ini diharapkan dapat meringankan beban petani pekebun kelapa sawit yang akan melakukan peremajaan kelapa sawitnya. Di samping bisa meringankan beban masyarakat, program PSR juga membuka lapangan pekerjaan yang cukup besar," ujar Zulfadli.

Zulfadli menambahkan, Pemprov Riau telah menempatkan sektor perkebunan sebagai penopang ekonomi daerah. Terbentuknya Dinas Perkebunan Riau tahun 2020 ini merupakan salah satu upaya dan bentuk komitmen pemerintah daerah guna membenahi sektor perkebunan. "Sehingga diharapkan bisa memberikan peran yang signifikan di masa mendatang," katanya.

Menurut dia, selama wabah Covid-19 komoditi perkebunan memperlihatkan harga jual yang relatif stabil, baik itu sawit, karet, kelapa maupun komoditi lainya. "Kondisi ini sangat membantu petani menghadapi kondisi ekonomi yang lesu dan sulit pada beberapa bulan terakhir," tutupnya. (*)