Begini Keunggulan D100 Buatan Pertamina, Lebih Ramah Lingkungan

Senin, 20 Juli 2020

PEKANBARU - PT Pertamina (Persero) berhasil membuat bahan bakar ramah lingkungan yang berbahan dasar 100% dari minyak kelapa sawit, atau yang diberi nama Green Diesel (D100). Hasil uji coba bahan bakar nabati ini juga memuaskan, karena menunjukkan sejumlah keunggulan dibandingkan bahan bakar minyak.

Dalam keterangan tertulisnya, Pertamina menyebutkan bahwa D-100 memiliki spesifikasi Cetane Number yang sangat tinggi, yaitu hingga 79, sehingga diyakini dapat menghasilkan performa kendaraan yang lebih baik sebagai campuran bahan bakar. Selain itu, juga dapat mengurangi emisi gas buang, sehingga lebih ramah lingkungan. 

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif, mengatakan, dalam uji performa yang telah dilakukan pada 14 Juli lalu,  bahan bakar yang digunakan adalah campuran D-100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%.

"Menurut hasil uji lab kami, terukur bahwa angka Cetane Number bahan bakar campuran D-100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini. Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100," bebernya. 

Dalam uji coba yang dilakukan sepanjang 200 km tersebut, selain menunjukkan hasil kualitatif yang bagus, pengendara juga tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraan. Diantaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi.

Dengan performa yang lebih baik tersebut, artinya bahan bakar yang digunakan akan lebih irit dan perawatan mesin pun juga lebih hemat. 

Budi menambahkan, hasil Uji Performa yang bagus ini juga membuktikan bahwa D-100 yang diproduksi Perdana di Kilang Dumai Pertamina dapat menjawab kebutuhan green energy di Indonesia. Hal ini karena D-100 dibuat dari 100% bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia. 

"Ini adalah yang pertama di Indonesia dan hanya sedikit perusahaan yang dapat melakukannya. Kami membuktikan bahwa Pertamina berhasil melakukannya di Kilang Dumai, dengan dibantu oleh Katalis Merah Putih yang merupakan kerjasama Research & Technology Center Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Suatu kebanggaan bagi kami dapat menciptakan solusi untuk Indonesia," kata Budi.*