Minyak Sawit Indonesia Masih Kuasai Pasar Pakistan

Kamis, 18 Juni 2020

PAKISTAN - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad, kembali melakukan pertemuan dengan Pakistan Vanaspati Manufacturer's Association (PVMA) dan importir di Pakistan. Pertemuan yang digelar secara virtual ini dilakukan untuk mengamankan pasar ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang terganggu akibat covid-19.

Selama ini, Pakistan memang menjadi salah satu tujuan ekspor minyak sawit Indonesia. Meskipun ada gangguan akibat covid-19, namun minyak sawit Indonesia masih menguasai pasar Pakistan. 

 Berdasarkan data yang diperoleh KBRI Pakistan, pada Mei 2020, tercatat 92,41 persen atau sekitar 194.152 ton impor minyak sawit Pakistan berasal dari Indonesia. Sedangkan sisanya, yakni 15.949 ton atau 7,59 persen berasal dari Malaysia. 

Namun, apabila dirinci secara keseluruhan sejak Januari hingga Mei 2020, impor minyak sawit Pakistan memang tercatat mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi cukup besar, yakni lebih dari 10 persen dibandingkan tahun 2019 di periode yang sama. 

KBRI mencatat, total impor komoditas minyak sawit Pakistan hingga Mei 2020 hanya mencapai 1.174.961 ton. Padahal, di tahun 2019 dengan periode serupa, total impor Pakistan mencapai 1.310.042 ton. Dengan demikian, impor minyak sawit Pakistan pada 2020 turun sekitar 135.000 ton atau 10,31 persen. 

Duta Besar RI untuk Pakistan, Iwan Suyudhie Amri, mengatakan bahwa menurunnya volume impor minyak sawit Pakistan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, terutama pandemi covid-19. Sehingga pertemuan tersebut dilakukan untuk mengamankan ekspor minyak sawit Indonesia ke Pakistan. 

"Melalui kerja sama yang telah terbina sangat baik dengan PVMA, KBRI dapat melengkapi informasi yang ada sebagai bahan untuk melakukan berbagai langkah meningkatkan kerja sama saling menguntungkan kedua negara di bidang minyak sawit," kata Iwan. (Bayu)