Pendapatan Provident Agro Turun Dua Kali Lipat di Tahun 2019

Senin, 23 Maret 2020

PT Provident Agro Tbk (PALM). (int)

JAKARTA - PT Provident Agro Tbk (PALM) membukukan pendapatan turun lebih dari dua kali lipat di sepanjang 2019 menjadi Rp189,16 miliar dan masih merugi Rp70,72 miliar. Manajemen menyatakan hal ini disebabkan karena harga rata-rata produk sawit yang turun dan dampak dari divestasi anak usaha. 

Sekretaris Perusahaan Provident Agro  Lim Na Lie menjelaskan penurunan penjualan yang terjadi di sepanjang tahun lalu terutama karena adanya penurunan harga rata-rata penjualan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). 

"Selain itu, adanya penurunan volume penjualan CPO dan PK sehubungan dengan divestasi anak perusahaan," jelasnya.

Melansir laporan tahunan 2019 PALM, Presiden Direktur Provident Agro Tri Boewono menjelaskan di sepanjang 2019 PALM telah melakukan divestasi pada entitas anak yaitu PT Inti Global Laksana (IGL), dan PT Banyan Tumbuh Lestari (BTL) kepada PT Buana Pratama Cipta (BPC) pada tanggal 4 Juli 2019. 

Sebagai konsekuensi logis, Na Lie menjelaskan di tahun 2019 penjualan CPO dan PK dari entitas anak tersebut tidak tercatat di tahun lalu karena sudah tidak dikonsolidasi. 

Mengintip lagi laporan tahunan 2019, di sepanjang tahun lalu produksi tandan buah segar (TBS) Provident Agro sebanyak 86.337 ton atau turun 48,59 persen dari sebelumnya sebesar 167.952 ton pada 2018. Di sisi lain, produksi CPO jadi ikut turun 43,93 persen menjadi 25.883 ton di 2019 dari sebelumnya 46.159 ton di 2018.

Melihat lebih jauh laporan keuangan 2019, terjadi penurunan pada penjualan tiga segmen bisnisnya. Penjualan CPO menyusut 51,97 persen year on year (yoy) dari Rp357,04 miliar pada 2018 menjadi Rp171,49 miliar pada 2019.

Kemudian, penjualan inti sawit atau palm kernel Provident Agro turun lebih tajam sebesar 68,35 persen yoy menjadi Rp17,66 miliar. Adapun di tahun lalu PALM tidak lagi mencatatkan penjualan TBS padahal di 2018, penjualan TBS Provident Agro masih tercatat sebesar Rp33,79 miliar. 

Meski produksi dan penjualan turun, Provident Agro masih berharap dengan implementasi program biodiesel B30 di tahun ini. Selain itu, Na Lie menjelaskan PALM juga akan memperbaiki kinerja dengan meningkatkan efisiensi biaya dan optimalisasi produktivitas perkebunan yang ada. 

Di sepanjang 2019 total luas lahan tertanam inti Provident Agro seluas 6.295 hektare atau naik 2,83 persen dari tahun lalu. Adapun luas lahan tertanam dengan tanaman menghasilkan sebesar 5.164 hektare, sedangkan tanaman yang belum menghasilkan seluas 1.131 hektare atau naik 19,56 persen dibanding 2018 karena adanya pelaksanaan kegiatan peremajaan atau penanaman kelapa sawit kembali (replanting). (*)