Menko Airlangga Minta BPPT Lakukan Uji Coba B40

Senin, 24 Februari 2020

Ilustrasi biodiesel. (Int)

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan roadmap implementasi Biodiesel 40 persen (B40). Sebelum diimplementasikan pada Juli 2021 mendatang, dia berharap Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan uji coba terlebih dahulu.

"Khusus mengurangi impor pemerintah menyiapkan roadmap biodiesel 40 persen. Diharapkan BPPT bisa menyiapkan uji coba diharapkan Juli 2021 bisa diimplementasikan," ujar Airlangga di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Penyerapan biodiesel akan sangat berdampak pada penurunan impor minyak ke depan. Hal tersebut telah terbukti dengan diterapkannya penggunaan B20 sejak tahun lalu pada berbagai sektor usaha.

Dia melanjutkan, selain berkontribusi melakukan uji coba B40, BPPT juga harus melakukan transformasi dari sisi produk termasuk pengembangan industri yang telah disusun dalam roadmap industri 4.0.

"Dari sisi produk termasuk pengembangan industri yang di roadmap industri 4.0 diarahkan ke hilirisasi impor, substitusi, berbasis farmasi dan industri lain," jelas Airlangga.

Selain pemanfaatan CPO, pemerintah juga mendorong BPPT peningkatan kapasitas industri berbasis mineral mulai bauksit, alumunium dan aluminium. Pemerintah sendiri kini sudah membangun proyek di Kalimantan Barat dan Bintan yang diharapkan kapasitas aluminium capai 1 juta ton 2021.

Mitsubishi Fuso Indonesia mengaku siap memproduksi kendaraan niaga yang mampu mengonsumsi bahan bakar nabati biodiesel 40 persen (B40), seperti rencana pemerintah yang akan mewajibkan bahan bakar nabati B40 pada 2021.

Indonesia, sejak akhir Desember 2019, sudah merealisasikan bahan bakar nabati B30 untuk kendaraan bermesin diesel (solar). Kebijakan B30 diterapkan untuk menekan volume impor bahan bakar minyak sekaligus mengurangi defisit perdagangan pemerintah.

Duljatmono, Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC), menjelaskan pihaknya siap memproduksi kendaraan niaga yang mengonsumsi B40 seperti rencana pemerintah. Namun, kesiapan ini memerlukan beragam penyesuaian. Misalnya studi pengembangan seperti saat B20 dahulu, tes mesin/jalan, dan sebagainya.

"Karena kami tidak bisa langsung comply atau memenuhi B40 sehingga kami butuh studi. KTB tidak tahu berapa lama studi supaya comply B40. Namun, untuk B30 saja, kami membutuhkan waktu studi 6 bulan. Saat ini kami belum tahu dampaknya ke produk jika mengonsumsi B40," ujar Duljatmono saat KTB media gathering 2020 di Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020) lalu.

Sebagai gambaran saja, kata Duljatmono, saat pemerintah menerapkan regulasi B20, pihaknya sudah menyiapkan model Colt Diesel sejak 2016 supaya memenuhi B20. Bahkan model ini tidak alami perubahan produk supaya comply dengan B20, sejak model ini diproduksi pada 2016. Begitu juga saat regulasi B30, model ini tidak alami perubahan atau penyesuaian produk.

Namun, untuk model Fuso dan Fighter (medium duty truck), harus melakukan perubahan atau penyesuaian produk untuk bisa memenuhi B30. Seperti penambahan filter ketiga untuk menyaring endapan atau kotoran bahan bakar solar.

"Untuk model Mitsubishi Fighter, kami memasang tiga filter supaya bisa mengonsumsi B30 sejak tahun produksi Januari 2020," kata Duljatmono.

Atsushi Kurita, Presiden Direktur KTB, menambahkan bahan bakar nabati B40 merupakan tantangan bagi semua pabrikan otomotif di dunia. "Karena di dunia tidak ada solar B40," katanya. (*)