Konsumsi Buah-buahan Bisa Menurunkan Resiko Gejala Menopause

Sabtu, 22 Februari 2020

Ilustrasi menopause. (Int)

JAKARTA - Konsumsi makanan sehat berupa buah dan sayur merupakan salah satu hal yang penting dilakukan sehari-hari. Makanan ini memberi manfaat yang sangat luar biasa bagi tubuh seseorang.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa konsumsi makanan sehat terutama buah bisa menurunkan sejumlah gejala menopause. Dilansir dari Medical Xpress, hasil temuan ini telah dipublikasikan pada jurnal Menopause milik The North American Menopause Society (NAMS).

Selama ini, terapi hormon dianggap sebagai metode yang terbukti untuk mengatasi gejala yang berhubungan dengan menopause pada banyak wanita. Walau begitu, masih ada upaya untuk mencari penanganan masalah yang tidak menggunakan obat terutama pada wanita dengan faktor risiko tertentu.

Terdapat upaya juga untuk mencari gaya hidup yang tepat untuk meredakan gejala dari menopause. Hal ini dilakukan baik untuk meredakan tingkat keparahan maupun menundanya.

Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa faktor pola makan mungkin berperan besar pada produksi estrogen, metabolisme, serta pada gejala menopause. Diketahui bahwa konsumsi tinggi buah-buahan bisa berhubungan dengan gejala maupun keluhan menopause yang lebih sedikit.

Penelitian terbaru ini mencoba mencari secara spesifik buah atau sayuran apa yang paling berperan dan berpengaruh. Sejumlah buah walau bisa berdampak menghilangkan masalah menopause namun memunculkan masalah lain.

Pada buah-buahan sitrus seperti jeruk, walau bisa menurunkan gejala masalah menopause, namun bisa menimbulkan masalah urogenital. Sayuran hijau serta berwarna kuning tua juga menimbulkan efek ini.

"Penelitian lintas disiplin ini memberikan sebuah bukti terkait pengaruh asupan buah dan sayur pada gejala menopause. Terdapat bukti kuat bahwa pola makan kaya buah dan sayur memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan dalam berbagai cara. Walau begitu, penelitian tambahan dibutuhkan untuk menentukan apakah gejala menopause tertentu mungkin dipengaruhi oleh pilihan makanan," terang Dr. Stephanie Faubion, direktur medis dari NAMS. (*)