Publik Restui Anak dan Mantu Jokowi Maju Pilkada 2020

Ahad, 16 Februari 2020

Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution. (Int)

JAKARTA - Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana maju di Pilkada serentak 2020. Anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, mau maju di Pilkada Solo. Sementara menantu Jokowi, Bobby Nasution ingin ikut kontestasi Pilkada Medan.

Lembaga Indo Barometer melakukan survei terkait niatan keluarga Jokowi maju tersebut. Hasilnya, keluarga Jokowi diterima masyarakat.

Pada survei Indo Barometer, 67,5 persen publik dapat menerima Gibran maju sebagai calon wali kota Solo. Publik yang tidak dapat menerima sebanyak 23,7 persen.

"Sebanyak 67,5 persen publik dapat menerima jika Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi akan maju sebagai calon wali kota Solo," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memaparkan hasil survei di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Alasan publik menerima Gibran maju adalah semua WNI berhak memilih dan dipilih (48,4 persen), hak ikut berdemokrasi (13,9 persen), tak masalah jika memenuhi syarat (13,7 persen), melanjutkan Jokowi sebagai wali kota Solo (9,4 persen), Gibran dinilai punya kepribadian dan kemampuan yang baik (7,7 persen).

Alasan publik tak dapat menerima Gibran maju adalah Gibran belum berpengalaman dalam pemerintahan (37 persen), termasuk dinasti politik (28,1 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (12,3 persen), Gibran masih terlalu muda untuk walikota Solo (8,9 persen), dapat menimbulkan kontroversi di publik (6,8 persen).

Sementara itu, Bobby juga direstui publik untuk maju sebagai calon wali kota Medan, menurut survei Indobarometer. 69,4 Persen publik dapat menerima Bobby maju di Pilwakot Medan.

"Yang tidak dapat menerima sebanyak 21,9 persen," kata dia.

Alasan publik menerima Bobby maju adalah, karena semua warga negara Indonesia berhak memilih dan dipilih (49,5 persen), tidak masalah jika Bobby memenuhi syarat pencalonan (17,9 persen), hak ikut berdemokrasi (17,6 persen), Bobby mempunyai kepribadian dan kemampuan yang baik (5,7 persen), dan tidak melanggar hukum (2,9 persen).

Sedangkan, alasan tidak dapat menerima Bobby adalah, karena termasuk dinasti politik (45,5 persen), Bobby belum berpengalaman dalam pemerintahan (28,4 persen), masih banyak calon yang lain yang lebih kompeten (11,4 persen), dapat menimbulkan kontroversi di publik (5,7 persen), dan sebaiknya tidak di jalur politik (4,5 persen).

Survei nasional Indo Barometer ini dilaksanakan 9-15 Januari. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dari seluruh Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)