Harga CPO Masih Tertekan Karena Dampak Virus Corona

Selasa, 11 Februari 2020

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI). (Int)

JAKARTA - Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyebutkan harga jual CPO masih akan tertekan mengingat tingkat permintaan dari China masih akan rendah.

Hal ini disebabkan karena penyebaran coronavirus dan efek perayaan Imlek yang masih terasa di China sebagai salah satu pasar konsumsi CPO.

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan China merupakan pasar kedua terbesar untuk CPO, setelah India. Permintaah dari negara ini mencapai puncaknya jelang perayaan tahun baru China, sehingga saat ini trader CPO masih belum kembali aktif.

"Kalau dari harga memang sempat terkoreksi saat libur Imlek karena trader di China tidak ada di pasar. Tentu akan pengaruh karena sebagai pasar, China kan salah satu yang terbesar setelah India," kata Santosa, Selasa (11/2/2020).

Dia menyebutkan, antisipasi yang dilakukan perusahaan dengan masih rendahnya tingkat permintaan dari China adalah dengan menerapkan strategi penjualan opportunistic. Artinya, penjualan dilakukan kepada pembeli dengan harga terbaik secara harian.

Seperti diketahui harga komoditas CPO mengalami tekanan pada perdagangan hari ini. Tekanan terjadi akibat penurunan permintaan dan adanya peningkatan produksi minyak sawit di bulan Februari.

Harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 0,55 persen dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin ke level RM 2.739/ton. Kemarin harga CPO berada di level RM 2.754/ton.

Penurunan harga terjadi karena penurunan ekspor minyak sawit Malaysia di bulan Januari. Bulan lalu ekspor Malaysia anjlok 13,2 persen dari bulan sebelumnya. Sementara produksi dan persediaan minyak sawit Malaysia turun masing-masing sebesar 12,6 persen dan 12,7 persen.

Produksi minyak sawit bulan Januari mencapai 1,17 juta ton dan posisi stok minyak sawit pada bulan lalu berada di level 1,76 juta ton. (*)