Eagle High Plantations Fokus ke Pasar Domestik dan India

Selasa, 11 Februari 2020

PT Eagle High Plantation Tbk. (Int)

JAKARTA - Emiten perkebunan yang memproduksi CPO (Crude Palm Oil) PT Eagle High Plantation Tbk. menyatakan tidak khawatir penjualan perseroan bakal terimbas perlambatan perekonomian China.

Head of Investor Relations Eagle High Plantations Sebastian Sharp mengatakan permintaan terhadap produk perseroan didominasi domestik. Adapu untuk pasar ekspor, permintaan datang dari India sehingga secara langsung emiten bersandi saham BWPT itu tidak terpapar dampak turunan virus corona yang mewabah di China.

"Pertumbuhan (permintaan) lebih banyak datang dari India dan domestik Indonesia," ujar Sebastian, Selasa (11/2/2020).

Menurut Sebastin, total permintaan yang cukup tinggi tercermin dari harga CPO yang berada di kisaran 2.800 ringgit Malaysia per ton. Dalam catatan Bisnis.com, impor CPO dari China memang sempat deras dalam periode 2000 hingga 2012. Namun setelah itu permintaan CPO dari China hanya tumbuh tipis. Dilansir dari indexmundi.com, tahun lalu India diestimasi menjadi importir CPO terbesar di dunia.

Berdasarkan laporan keuangan BPWT per September 2019, perseroan meraup pendapatan penjualan sebanyak Rp1,73 triliun. Pendapatan berasal minyak sawit, inti kernel, dan tandan buah segar. PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. dan Wilmar Nabati menjadi penyumbang pendapatan signifikan bagi perseroan, masing-masing sebesar 25 persen dan 18 persen. (*)