Produksi Minyak Sawit Indonesia Tahun 2019 Tumbuh 9 Persen

Senin, 03 Februari 2020

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, produksi minyak sawit Indonesia tumbuh sekitar 9 persen dari tahun 2018 atau dari 47,43 juta ton di 2018 menjadi 51,8 juta ton.

Bila dirinci, produksi tersebut terbagi atas crude palm oil (CPO) sebesar 47,18 juta ton dan palm kernel oil sebesar 4,6 juta ton. 

Angka tersebut masing-masing mencatat kenaikan dari 2018, dimana produksi CPO di 2018 mencapai 43,1 juta ton dan PKO sebesar 4,28 juta ton.

Meski meningkat, Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono mengatakan, kenaikan produksi ini tidak seperti tren 3 hingga 4 tahun terakhir. Pasalnya, dari data Gapki, produksi sawit di 2016 mengalami sedikit penurunan dibandingkan 2015 lantaran terjadi musim kering di 2015. 

Produksi minyak sawit di 2017 pun meningkat hingga 7 juta ton dibandingkan 2016. Menurut Joko, kenaikan di 2017 ini untuk mengkompensasi penurunan produksi di 2016. Produksi sawit di 2018 pun dianggap normal karena kenaikannya mencapai 5 juta ton dibandingkan 2017. 

"Nah, produksi dari 2018 ke 2019 itu seharusnya tanda-tandanya normal. Hanya karena kemarin ada musim kemarau yang panjang, jadi kenaikan 4 juta ton itu di bawah normal," ujar Joko, Senin (3/2/2020).

Lebih lanjut, Joko menyoroti masalah produktivitas. Menurut Joko, produktivitas minyak sawit Indonesia justru menunjukkan penurunan. 

Hal ini melihat data data luas sawit yang terbaru sudah mencapai seluas 16,38 juta hektare, meningkat dari data sebelumnya, sementara produksi sawit dianggap stagnan.

"Ini menunjukkan kalau produktivitasnya itu turun. Selama ini kita memakai angka 14,3 juta, produktivitas minyaknya 2,8 ton per hektar. Kalau menggunakan data terbaru itu, produktivitasnya tinggal 2,6 ton per hektar," ujar Joko.

Joko mengatakan, ke depannya dibutuhkan pemetaan yang lebih rinci, berapa besar lahan yang dimiliki swasta, pemerintah dan petani rakyat sehingga peningkatan produktivitas bisa dilakukan. (*)