Begini Rekomendasi Saham-saham Emiten CPO

Rabu, 15 Januari 2020

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Importir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) India menghentikan pembelian CPO dari Malaysia. Ini setelah Pemerintah India menginstruksikan para importir untuk menghindari produk dari Malaysia gara-gara komentara Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Hanya saja, belum ada aturan resmi dari Pemerintah India terkait impor CPO dari Malaysia ini.

Mahathir mengkritik tindakan kekerasan India di Kahsmir, serta penerapan UU Kewarganegaraan baru yang dinilai diskriminatif kepada warga muslim.

Penghentian impor CPO Malaysia oleh para importir India ini bisa menguntungkan Indonesia, sebab permintaan tersebut akan beralih ke Indonesia.

Analis Lotus Andalan Sekuritas Sharlita Malik juga masih melihat prospek positif pada saham-saham CPO. Menurut dia, sektor CPO pada semester I-2020 berpeluang menguat seiring dengan peningkatan impor dari India.

Sentimen positif lain juga berasal dari produksi kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan India yang diprediksi hanya tumbuh flat pada 2020, yakni berkisar 2 persen year on year (yoy). Mengingat, CPO merupakan minyak subtitusi untuk kedelai.

Sementara itu, dari sisi domestik, kebijakan program pencampuran biodiesel 30 persen atau B30 juga berpeluang meningkatkan konsumsi CPO domestik.

"Kami estimasikan konsumsi B30 di Indonesia selama 2020 dapat mencapai 6,5 juta kilo liter atau naik 4 persen yoy. Hal ini berpeluang menggantikan ekspor CPO ke Uni Eropa sekitar 3 juta ton per tahun hingga 2030 seiring kebijakan Renewable Energy Directived (RED) II di 2020," kata Sharlita.

Menurut dia, rata-rata harga penjualan CPO pada 2020 dapat berada di level MYR 2.500 per ton atau naik 16,3 persen dibanding tahun lalu.

Oleh karena itu, Sharlita menaikkan peringkat  dari neutral menjadi overweight atas saham-saham CPO.

Ia merekomendasikan investor untuk buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp15.000 per saham, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) Rp1.550, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Rp465 per saham. (*)