Jokowi Sampaikan ke Megawati Soal Diskriminasi Sawit Uni Eropa

Sabtu, 11 Januari 2020

B20, B30 dan B100. (Int)

JAKARTA - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I dan HUT Ke-47 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Dalam sambutannya Jokowi tidak membahas terkait politik, melainkan membahas ekonomi Indonesia tetap stabil.

"Ibu Mega perlu kami sampaikan bahwa Alhamdulillah ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah perekonomian dunia yang terus menurun dan bergejolak. PE kita di 2019 Alhamdulillah masih tumbuh di atas 5 persen lebih sedikit, dan 5 tahun lalu tumbuh di atas 5 persen," kata Jokowi di hadapan Megawati dan para kader PDIP di JIEXPO, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).

Selain itu, Jokowi juga membahas tentang pengembangan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Salah satunya mengenai diskriminasi sawit yang dilakukan Uni Eropa.

"Uni Eropa memunculkan isu tidak ramah lingkungan. Sebetulnya apa sih mereka ngomong begitu, karena sawit ini bisa lebih murah dari minyak bunga matahari mereka," imbuhnya.

Menurutnya, kasus tersebut hanya perang bisnis antarnegara. Dengan demikian, bukan masalah jika Uni Eropa tidak membeli CPO. Sebab, Indonesia sudah menerapkan mandatori campuran biodiesel seperti B20 dan B30.

"Ya kita pakai sendiri saja seperti tadi yang disampaikan Ibu Mega. Dan bayangkan, dengan menjadikan CPO kita ke B30, kita menghemat kurang lebih Rp110 triliun per tahun. Dan nantinya kalau sampai kepada B50 yang jelas lebih Rp20 triliun. Yang riset siapa? oleh profesor-profesor di ITB," jelasnya.

Walaupun lama, namun dalam 2-3 tahun kemudian Indonesia bisa masuk ke B100, sehingga Indonesia tidak impor minyak. "Semua yang kita pakai adalah biodiesel. Semuanya. Artinya ramah lingkungan. Dan komoditas-komoditas yang lainnya," tandasnya. (*)