Mahkota Group Terapkan Srategi Hadapi Industri Sawit di 2020

Senin, 30 Desember 2019

PT Mahkota Group Tbk (MGRO). (Int)

JAKARTA - PT Mahkota Group Tbk (MGRO) akan fokus menggarap bisnisnya di segmen hilirisasi untuk menguatkan kinerjanya di tahun depan. 

Asal tahu saja, sebelumnya emiten sawit ini telah mengakuisisi pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) milik PT Mahkota Andalan Sawit di Sumatra Selatan. Pabrik ini menghasilkan produk turunan CPO seperti olein atau minyak goreng, stearin bahan baku atau oleochemical dengan kapasitas produksi minyak goreng 1.500 ton per hari. 

Dengan aksi ini, pabrik PKS dapat berkontribusi sebesar kurang lebih 12,5 persen terhadap produksi dan penjualan MGRO secara konsolidasi.

Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk Elvi menjelaskan di tahun depan perusahaan akan menjalankan bisnis sesuai dengan rencana bisnis yang sudah ditetapkan. 

"Di tahun 2020, perusahaan selain mengoptimalkan hasil produksi juga melakukan hilirisasi dari pabrik refinery baru yang akan beroperasi di awal tahun," jelasnya, Senin (30/12/2019). 

Elvi menjelaskan kemungkinan perusahaan juga akan mengakuisisi pada sektor hulu yakni perkebunan sawit. 

Beberapa lokasi perkebunan di daerah Sumatra Selatan sudah menjadi target dari perusahaan guna menambah pasokan bahan baku untuk PKS yang baru diambil alih oleh entitas anak pada November 2019 yang lalu.

Selain di kedua sektor itu, Elvi mengungkapkan perusahaan juga berencana untuk menjajaki kerjasama proyek energi terbarukan dengan pemanfaatan limbah produksi. 

Dalam memuluskan rencana ekspansinya ini, MGRO telah menyiapkan belanja modal. Meski belum bisa buka-bukaan berapa besaran capital expenditure yang akan dianggarkan, Elvi menyatakan mayoritas pendanaan perusahaan masih akan mengandalkan pinjaman dari bank. 

Untuk proyek terbarunya yakni energi terbarukan, perusahaan sawit ini berencana melakukan aksi korporasi untuk memperkuat modal kerja. 

Hingga September 2019 emiten berkode saham MGRO harus merasakan tekanan di industri sawit. Buktinya saja pendapatannya turun 6,80 persen year on year (yoy) menjadi Rp1,37 triliun. Penjualan minyak mentah mendominasi hingga Rp1,07 triliun. 

Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot  menjadi Rp24,14 miliar. Elvi menyatakan tentu Mahkota Group terus melancarkan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dan laba. 

Namun demikian, penurunan yang terjadi karena faktor harga CPO dan PK secara global yang di luar dari kendali perusahaan. Hingga September 2019, produksi CPO sebanyak 158.072 ton dan jika dibanding dengan  periode yang sama pada tahun sebelumnya ada kenaikan sebesar 3,77 persen. (*)