Ternyata Makan Cabai Bisa Mengurangi Resiko Stroke

Senin, 30 Desember 2019

Ilustrasi cabai merah. (Int)

JAKARTA - Bagi orang Indonesia, tak lengkap rasanya jika menikmati makanan tanpa cita rasa pedas. 

Ternyata, makanan pedas mengandung sejumlah manfaat besar. 

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa makan cabai secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Riset tersebut dilakukan di italia dengan menganalisis 23.000 orang. 

Dalam riset tersebut, peserta dibagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang mengonsumsi cabai dan tidak. 

Kondisi kesehatan dan pola makan peserta dipantau selama delapan tahun masa riset. Hasil riset pun membuktikan risiko kematian akibat serangan jantung adalah 40% lebih rendah di antara mereka yang makan cabai setidaknya empat kali per pekan. 

Menurut pemimpin riset, Marialaura Bonaccio, manfaat tersebut bahkan tidak tergantung pada jenis diet yang diikuti oleh peserta riset. 

Dengan kata lain, apapun pola diet yang kita jalani, manfaat konsumsi cabai tersebut akan tetap kita dapatkan. 

Konsumsi cabai memang memiliki manfaat besar bagi kesehatan kita. Cabai mampu mengurangi risiko stroke karena kandungan Vitamin B di dalamnya. 

Vitamin B dapat mengurangi level homocysteine. Tingginya level homocysteine dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. 

Selain itu, kandungan vitamin B6 dan asam folat yang terdapat pada cabe, serta potassium dan beta karoten, juga dapat mengurangi risiko serangan jantung.

Kandungan vitamin C dalam cabai juga berfungsi sebagai antioksidan yang baik untuk menguatkan imun tubuh. 

Cabai juga berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Pelepasan endorfin yang dirangsang oleh cabe dapat berperan sebagai penghilang rasa sakit alami. 

Selain itu, endorfin juga dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan. 

Rasa sakit yang mampu diredakan oleh cabe antara lain herpes zoster, bursitis, neuropati diabetes dan kejang otot pada bahu, serta penyakit rematik. 

Capsaicin pada cabe bekerjasama dengan reseptor rasa sakit, adanya sensasi rasa panas mampu membuat ujung saraf berhenti mengirim sinyal sensasi rasa sakit. (*)