Implementasi B30 Tunjukkan Keseriusan Pemerintah

Ahad, 29 Desember 2019

B30. (Int)

PURWOKERTO - Peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Ropiudin mengatakan implementasi B30 menunjukkan keseriusan pemerintah meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan.

"Implementasi B30 yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo menurut saya sangat positif dan patut diapresiasi," kata Ropiudin di Purwokerto, Jumat.

Peneliti senior Laboratorium Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan Unsoed tersebut menilai implementasi B30 akan mendukung upaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi dengan target 23 persen pada tahun 2025.

"Menurut saya, dengan adanya langkah ini maka target 23 persen pada tahun 2025 optimistis akan bisa tercapai atau bahkan terlampaui," katanya.

Dia menambahkan implementasi B30 dan seterusnya serta bioenergi lainnya akan berkontribusi positif pada ketahanan dan kemandirian energi nasional.

"Bioenergi dimaksud adalah bioetanol, greendiesel, biogas, biobriket, biopellet dan lain sebagainya," katanya.

Dia juga menambahkan Indonesia sebagai negara penghasil sawit yang besar tentu akan mampu menjadi penghasil biodiesel terbesar di dunia.

"Sebagai salah satu negara penghasil sawit, akan menjadi dorongan besar bahwa Indonesia akan mampu menjadi penghasil biodiesel terbesar di dunia. Didukung oleh potensi biomassa lainnya untuk menghasilkan biodiesel dan bioenergi lain yang juga sangat besar," katanya.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa pemerintah perlu terus memperkuat program ekstensifikasi lahan sawit.

"Dengan demikian, maka isu-isu lama terkait dengan tarik ulur sawit untuk pangan dan energi dapat diselesaikan dengan program ekstensifikasi lahan sawit," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan senang implementasi Program B30 akan menghemat devisa negara hingga mencapai 4,8 miliar dolar AS atau Rp63 triliun. (*)