Rupiah Melemah ke Rp14.038 per dolar AS

Rabu, 11 Desember 2019

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berada di Rp14.038 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (11/12/2019) sore. Posisi tersebut melemah sebesar 0,13 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Selasa (10/12/2019).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.025 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Selasa (10/12/2019) yakni Rp14.004 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea melemah 0,29 persen, peso Filipina 0,23 persen, dan dolar Singapura melemah sebesar 0,11 persen.

Selanjutnya, lira Turki juga melemah 0,09 persen, yuan China dan dolar Taiwan 0,07 persen, serta ringgit Malaysia melemah tipus 0,02 persen. Sementara, penguatan terjadi pada rupee India 0,14 persen, dolar Hong Kong 0,12 persen, baht Thailand menguat 0,03 persen, serta yen Kepang menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,12 persen, dan euro melemah dengan nilai 0,09 persen, serta dolar Kanada sebesar 0,01 persen. Sementara hanya dolar Australia yang menguat sebesar 0,22 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen global terkait pertemuan Federal Reserve (The Fed) AS.

"Pasar menunggu berita tentang pertemuan Federal Reserve," kata Ibrahim, Rabu (11/12/2019).

Sebelumnya, Federal Reserve dikabarkan akan memutuskan suku bunga pada hari ini, diikuti oleh konferensi pers dari Ketua Jerome Powell. Sementara Komite Pasar Terbuka The Fed diperkirakan akan menahan suku bunga di kemudian hari.

"Proyeksi terbaru dari para pembuat kebijakan The Fed untuk ekonomi AS dan suku bunga akan menjadi fokus utama untuk menilai apakah mereka berpikir pemotongan suku bunga sejauh ini cukup untuk menjaga ekonomi bergulir selama satu tahun lagi," ungkapnya.

Di sisi lain, Ibrahim menyebut kesepakatan dagang antara AS-China juga kembali menjadi fokus hari ini, karena beberapa sumber-sumber mengatakan AS mungkin menunda tarif yang direncanakan untuk barang-barang China.

"Tanpa kesepakatan atau penundaan tarif sebelum batas waktu 15 Desember, AS dijadwalkan akan mengenakan tarif lain US$156 miliar untuk barang-barang China," tuturnya.

Menurut Ibrahim, ketidakpastian tersebut menimbulkan kekhawatiran pada pasar hari ini.

Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat dalam perdagangan besok, rupiah kemungkinan akan kembali melemah di level Rp13.990 hingga Rp14.070 per dolar AS. (*)