Rupiah Menguat ke Rp14.115 per Dolar AS

Selasa, 03 Desember 2019

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah menguat ke posisi Rp14.115 per dolar AS atau sebesar 0,07 persen pada perdagangan pasar spot Selasa (3/12/2019) sore. Sebelumnya, kurs rupiah berada di posisi Rp14.125 per dolar AS pada penutupan perdagangan pada Senin (2/11/2019).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.130 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Senin (2/11/2019) yakni Rp14.122 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat dolar Singapura menguat 0,12 persen, ringgit Malaysia 0,10 persen, dan peso Filipina 0,07 persen.

Selanjutnya, rupee India juga menguat 0,07 persen, dan baht Thailand 0,04 persen, serta dolar Taiwan menguat tipis 0,01 persen. Pelemahan terjadi pada won Korea 0,33 persen, lira Turki 0,15 persen, dan yuan China serta yen Jepang sama-sama melemah 0,10 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Terpantau poundsterling Inggris menguat 0,30 persen, dolar Australia 0,53 persen, dolar Kanada 0,13 persen, dan euro menguat tipis 0,02 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen kontraksi aktivitas manufaktur AS.

Sebelumnya, rilis data dari Institute of Supply Management (ISM) pada Senin (2/12/2019) mencatat bahwa aktivitas manufaktur di AS berkontraksi pada November.

"Indeks Manajer Pembelian Manufaktur ISM turun menjadi 48,1 pada November, di bawah ekspektasi. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi," kata Ibrahim, Selasa (3/12/2019).

Presiden AS Donald Trump akhirnya segera memberlakukan bea masuk untuk impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Pasalnya, Trump menilai selama ini mata uang dua negara tersebut terlalu lemah sehingga merugikan AS.

Di sisi domestik, Ibrahim menjelaskan bahwa sentimen positif dari Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi pada perdagangan DNDF dalam tekanan perekonomian global juga turut berkontribusi terhadap penguatan rupiah.

"Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia membuahkan hasil yang maksimal sehingga mata uang rupiah di hari ini ditutup menguat tipis," ucap Ibrahim.

Lebih lanjut, Ibrahim dalam perdagangan Rabu (4/12/2019) besok, rupiah kemungkinan akan melemah di kisaran Rp 14.105 hingga Rp14.135 per dolar AS. (*)