Pertamina Pasok 87 Persen Kebutuhan Biodiesel untuk B30

Ahad, 01 Desember 2019

B30. (Int)

JAKARTA - Berdasarkan hasil Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan yang paling banyak memasok biodiesel.

Perusahaan milik negara ini memasok sebanyak 8,38 juta kiloliter (KL). Jika dibandingkan dengan total alokasi volume bahan bakar jenis biodiesel nasional yang sebesar 9,59 juta KL, Pertamina memasok sekitar 87 persen biodiesel.

Asal tahu saja, Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) jenis biodiesel yang paling banyak memasok ke Pertamina adalah PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar 1,37 juta KL. Kemudian disusul oleh PT Musim Mas sebanyak 1,03 juta KL.

VP of Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan, Pertamina paling banyak memasok biodiesel karena volume solar Pertamina paling banyak. 

"Tentunya jumlah biodieselnya pasti mengikuti," katanya.

Fajriyah menyatakan Pertamina siap memasok biodiesel untuk keperluan B30 di 2020 mendatang. Adapun sejak 21 November 2019, Pertamina juga sudah mulai mengimplementasikan B30 secara bertahap dan ditargetkan dapat menyeluruh pada Januari 2020.

Fajriyah menjelaskan hingga Desember 2019 rencananya akan ada delapan titik pencampuran bahan bakar nabati dengan kadar 30 persen.

Adapun saat ini seluruh SPBU Pertamina yang menjual solar sudah menyalurkan biosolar yang merupakan bahan bakar biodiesel dengan kadar 20 persen atau B20. Fajriyah menjelaskan lebih lanjut Pertamina memiliki 111 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) yang sudah mendistribusikan B20, sedangkan titik pencampuran FAME dilaksanakan di 29 titik pencampuran yaitu 26 TBBM dan 3 kilang.

Menurut Fajriyah, secara umum dampak dari implementasi B30 ini akan menjaga kestabilan permintaan sawit. Sebab terjadi penyerapan sawit yang konsisten untuk kebutuhan bahan bakar nabati. Tentunya akan berpengaruh pada kestabilan harga sawit dan menguntungkan industri sawit serta para petani sawit.

Nah, di sepanjang 2020 nanti Fajriyah memastikan kalau programnya sudah terimplementasi seluruhnya, biodiesel yang akan dipasok atau 8,38 juta KL akan terserap 100 persen. (*)