Rupiah Keok ke Rp14.067 per Dolar AS

Senin, 11 November 2019

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.067 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Senin (11/11/2019) sore. Kurs mata uang garuda tercatat melemah 53 poin atau 0,40 persen dibandingkan perdagangan Jumat (8/11/2019) lalu, yakni Rp14.014 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.040 per dolar AS yang juga melemah dibandingkan posisi Jumat (8/11/2019), yakni Rp14.020 per dolar AS. Hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp14.030 hingga Rp14.071,5 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea melemah 0,78 persen, peso Filipina melemah 0,60 persen, lira Turki 0,30 persen, dan rupee India 0,27 persen.

Selanjutnya, ringgit Malaysia juga melemah 0,21 persen, dolar Singapura melemah 0,18 persen, yuan China 0,12 persen, serta dolar Hong Kong turut melemah sebesar 0,05 persen per dolar AS.

Penguatan hanya terjadi pada baht Thailand dan yen Jepang dengan nilai penguatan masing-masing sebesar 0,08 dan 0,23 persen terhadap dolar AS.

Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris menguat 0,22 persen, dolar Kanada menguat tipis 0,02 persen, serta euro menguat 0,06 persen. Pelemahan hanya terjadi pada dolar Australia dengan nilai sebesar 0,06 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah terjadi akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang membantah kesepakatan dagang dengan China.

"Pernyataan itu memicu keraguan baru tentang kapan dua ekonomi terbesar dunia itu (AS dan China) dapat mengakhiri perang dagang yang telah memperlambat pertumbuhan global," Kata Ibrahim.

Sementara Ibrahim mengatakan putaran baru data ekonomi AS akan diawasi ketat karena pasar berusaha mengukur dampak konflik perdagangan antara China dan AS pada prospek pertumbuhan ekonomi.

Di sisi domestik, Ibrahim melihat sentimen positif dari Bank Indonesia atas penurunan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III yaitu dari 3 persen menjadi 2,7 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Menurut Ibrahim, perbaikan CAD yang didukung oleh cadangan devisa yang meningkat sebesar US$2 miliar, serta perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada kuartal tiga menunjukkan perbaikan.

Pasalnya, NPI kuartal III hanya mencatat defisit sebesar US$46 juta yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$2 miliar.

"Imbasnya, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal tiga tahun 2019 tercatat sebesar US$7,7 miliar, atau 2,7 persen dari PDB lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$8,2 miliar. Sehingga membuat nilai tukar rupiah terjaga sampai akhir tahun," tuturnya.

Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat bahwa pada transaksi Selasa (12/11/2019), rupiah diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp14.020 hingga Rp14.085 per dolar AS. (*)