Ekspor Meningkat, Harga CPO Naik

Sabtu, 19 Oktober 2019

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Kenaikan ekspor memicu harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah menguat. Harga CPO bahkan naik ke atas level psikologis RM 2.200.

Jumat (18/10/2019) kemarin, harga CPO kontrak pengiriman Januari 2020 di Malaysia Derivatives Exchange naik 1,24 persen ke level RM 2.287 per ton. Bila dihitung dalam sepekan, harga CPO menguat 2,42 persen.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga CPO terus menguat antara lain karena laporan AmSpec Malaysia menginidikasikan adanya kenaikan ekspor CPO Malaysia sebesar 2 persen secara bulanan di periode Oktober.

Deddy menyebut, menurut survei, ekspor CPO Malaysia periode 1-15 Oktober mencapai 684.907 ton. Jumlah tersebut meningkat bila dibandigkan periode September yang cuma sebesar 669.709 ton. Artinya ada pertumbuhan ekspor sebesar 2,27 persen atau tumbuh 15.198 ton.

Memang, masih ada sentimen negatif yang membayangi harga CPO. India dikabarkan berniat membatasi impor CPO dari Malaysia. Namun sentimen ini tidak terlalu mempengaruhi pasar. 

"Malaysia belum banyak beri komentar resmi mengenai pembatasan impor India, bahkan Malaysia kini sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan ekspor ke negara tersebut," kata Deddy.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menambahkan, CPO juga mendapat sentimen positif karena Mayalaysia akan memangkas tarif ekspor CPO mulai Januari 2020. 

"Tarif pajak ekspor dipangkas karena Malaysia berusaha mendorong ekspor dan mengurangi beban pada eksportir selama periode harga CPO rendah," kata Wahyu.

Wahyu memperkirakan perbaikan harga CPO ini berpotensi terus bertahan dalam jangka menegah, bahkan hingga akhir tahun. Sentimen positif datang dari tingginya permintaan CPO dari China dan India. Sementara, pasokan CPO sedikit terganggu karena musim panas berkepanjangan yang terjadi di sepanjang 2019.

Persoalan perang dagang juga justru berdampak positif bagi komoditas CPO. Proteksionisme perdagangan AS dan China membuat China meningkatkan impor CPO selagi China mengurangi impor minyak kedelai dari AS. Permintaan CPO juga makin tinggi, setelah Indonesia serta Malaysia berekspansi untuk menggunakan biodiesel.

Mengutip riset Fitch Solutions Macro Research, Wahyu mencatat konsumsi CPO global tahun ini bisa tumbuh jadi 7,1 persen dan tumbuh 5,1 persen di 2020. Sebagai perbandingan, rata-rata pertumbuhan konsumsi CPO global dalam lima tahun terakhir hanya 2,9 persen. 

Wahyu memprediksi harga CPO masih berkonsolidasi dalam tren naik. Rentang harga CPO pekan depan berada di RM 2.150 per ton hingga RM 2.350 per ton. (*)