Kadin Sumut Dorong Ekspor CPO ke Afrika

Rabu, 09 Oktober 2019

Kelapa sawit. (Int)

MEDAN - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) membuka peluang investasi bagi pengusaha-pengusaha kelapa sawit Sumut untuk memasuki pasar di kawasan Afrika.

Hal itu mengingat kawasan Afrika, khususnya kawasan Afrika Timur memiliki pangsa pasar yang potensial.

Apalagi, Wakil Ketua Umum Kadin Sumut Bidang Investasi dan Promosi Jonner Napitupulu mengatakan, Indonesia menjadi negara eksporir minyak kelapa sawit terbesar dengan pangsa pasar sebesar 54,19 persen, diikuti Malaysia sebesar 29,27 persen.

Sementara itu, lanjutnya, untuk negara importir kelapa sawit atau CPO dengan pangsa pasar terbesar yakni India sebesar 19,96 persen, Tiongkok 10,31 persen dan Pakistan sebesar 6,18 persen.

"Dalam lima tahun terakhir, ekspor CPO Sumut mengalami tren penurunan," katanya, Rabu (9/10/2019).

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat pada periode Januari-Agustus 2019, penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, yakni turun sebesar 19,52 persen dengan nilai US$445,82 juta.

Dia mengatakan menurunnya angka ekspor CPO disebabkan adanya pelemahan permintaan di negara tujuan utama. Hal tersebut disebabkan oleh sejumlah isu seperti tingginya biaya masuk ke India, khususnya untuk industri pengolahan.

Selain itu, adanya penghapusan kebijakan biodiesel berbasis pangan di pasar Eropa, sertanya tingginya persediaan produk minyak nabati lain seperti minyak biji bunga matahari.

Untuk itu, pengusaha kelapa sawit perlu mencari pangsa pasar baru selain di negara tujuan utama seperti India dan Tiongkok. Jonner mengatakan kelapa Sawit memiliki potensi pasar yang cukup besar di Ethiopia.  

Ekspansi luar negeri diperlukan untuk mengembngkan kemampuan, menggali dan memperluas jaringan bisnis yang saling menguntungkan.

“Tingginya permintaan minyak kelapa sawit mentah atau CPO lantaran 40 persen produk makanan seperti di Ethiopia menggunakan CPO,” katanya. (*)