Pertumbuhan KPR Melambat Karena Pendapatan Masyarakat Turun

Kamis, 03 Oktober 2019

Ilustrasi perumahan. (Int)

JAKARTA - Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus melambat karena pendapatan masyarakat menurun sehingga membuat permintaan turun. 

Berdasarkan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), penyaluran KPR hingga Agustus 2019 tumbuh 11,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp494,9 triliun. Peningkatan ini lebih lambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dimana pertumbuhan KPR pada Juli sebesar 12,3 persen secara yoy.

Perlambatan penyaluran KPR pada Agustus 2019 melanjutkan tren sejak awal tahun. Sebagai catatan, pada akhir semester I/2019 penyaluran KPR tumbuh 12,27 persen secara yoy. Nilai itu lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan KPR setahun sebelumnya yang mencapai 13,07 persen.

Menurut analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova, perlambatan KPR wajar terjadi karena rendahnya realisasi kenaikan pendapatan masyarakat. Hal ini juga berimbas pada perlambatan peningkatan kredit konsumsi secara umum pada Agustus 2019.

“Penyebab penurunan kredit konsumsi hampir mirip-mirip, lebih dikarenakan ekspektasi peningkatan pendapatan masyarakat yang rendah,” ujar Rully, Kamis (3/10/2019).

Berdasarkan data BI, nilai kredit konsumsi yang disalurkan perbankan pada Agustus 2019 melambat 30 basis poin (bps) menjadi 7 persen yoy. Penurunan ini ditopang melambatnya pertumbuhan KPR, kredit kendaraan bermotor dan multiguna.

BI dalam analisanya menyebutkan, perlambatan kredit konsumsi, khususnya KPR diakibatkan penyusutan permintaan pembiayaan untuk hunian tipe 22-70 di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Kemudian, pelambatan kredit kendaraan terjadi karena permintaan pembiayaan kendaraan roda empat di DKI Jakarta dan Sumatera Utara tak signifikan. (*)