- Tahun 910 Masehi Balitung digantikan Raja Daksa (910-919 Masehi).
- Raja Tulodong (919-924 M). Raja terakhir yang meninggalkan prasasti di Jawa Tengah, pemerintahan mulai digeser ke Jawa Timur.
- Raja Wawa bergelar Sri Wijayalokanamotungga memerintah (924-929 Masehi).
- Empu Sendok (929-947 M) sebelumnya sebagai mahamenteri di era Raja Wawa, mengakhiri Dinasti Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah. Pusat pemerintahan di Jawa Timur, mendirikan dinasti baru, Dinasti Isjana.
- Memerintah bersama permaisuri, Sri Prameswari Sri Wardhani bergelar Rakyan Mahamantri Mpu Sindok Sang Srisanottunggatunggadewawijaya.
- Namun setelah mengawini putri Raja Wawa, gelar berganti Sri Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa.
- Pemerintahannya digambarkan aman dan makmur. Empu Sendok menghargai perbedaan agama. Terdapat kitab Sang Hyang Kamahayanikan, yang menguraikan ajaran Agama Buddha Tantrayana, kendati Empu Sendok beragama Hindu.
- Berdasar Prasasti Calcutta, pengganti Empu Sendok Sri Isyana tungga Wijaya yang bersuamikan Raja Lokapala. Diteruskan Makutawangsawardhana yang digambarkan sebagai matahari keluarga Isyana. Raja ini punya anak perempuan Mahendradata (Gunapriyadharmapatni) dan bersuamikan Raja Udayana dari keluarga Marwadewa yang memerintah di Bali.
- Sri Dharmawangsa Tguh Anantawikramattunggadewa (991-1016 M) menggantikan Makutawangsawardhana, berhasil menaklukkan Sriwijaya.
- (Tahun 991 M) Mahabharata diterjemahkan dalam bahasa Sansekerta, juga terbit kitab hukum Siwasasana.
- Pada masa Sri Dharmawangsa diserang Kerajaan Wura Wari, yang diduga di belakangnya adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan hancur, yang lolos hanya Airlangga yang baru berumur 16 tahun. Ia bersama sahabatnya, Narottama menyelamatkan diri ke bukit kapur selatan (Wonogiri).
- Tahun 1919 Airlangga yang menikahi sepupunya (Putri Dharmawangsa) dinobatkan menggantikan Dharmawangsa, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa, sebagai raja yang punya tanah kecil.
- Tahun 1028 daerah yang lain berhasil direbut, termasuk didalamnya kerajaan Sriwijaya. Djoko Su’ud Sukahar