Catatan Borneo Forum 2018 : Kota Hantu

Tidak direncanakan, saat diantar panitia ke Bandara Sepinggan tadi siang, ternyata saya satu mobil dengan Bapak Dr. Ir. Tungkot Sipayung. Betapa senangnya hatiku..ciieee... Beliau adalah salah satu narasumber (Narsum) pada acara Borneeo Forum 2018. Presentasinya "Industri Kelapa Sawit: Menopang Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan bagi Kalimantan." Sebagai Founder dan Direktur Eksekutif PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute) sejak tahun 2013, pakar kelahiran Simalungun 25 Oktober 1965 ini paling bersemangat saat memaparkan. Beliau lebih tepatnya berorasi, membanggakan industri sawit di Kalimantan. Dari ‘Kota Hantu’ menjadi sentra Pertumbuhan Ekonomi. Sampai akhir tahun 1990 masa kelam di Borneo masih terjadi. Saat itu illegal logging mendegradasi sosial, ekonomi dan ekologi. Baru setelah masuk tahun 2000 kebun sawitlah yang merestorasi berkelanjutan. Penulis utama buku Mitos dan Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi I, II dan III (2015-2017) ini, menunjukkan perbedaan ekonomi (PDRB) non-migas yang sangat mencolok pada kabupaten sentra sawit dengan kabupaten non sentra sawit. Isu deforestasi. Kampanye hitam sawit penyebab deforestasi itu menurutnya sangat kejam. Data dari KLHK (2017) daratan Kalimantan masih terdapat hutan seluas 47,02% (24.949.600 Ha). Sedangkan kebun sawit cuma 7%, tapi kenapa kok sawit yg diributin. Berkaca dari pertumbuhan ekonomi daerah sentra sawit harusnya ini menjadi peluang untuk mengembangkan sawit. Doktor (S-3) dalam bidang Ilmu Ekonomi Pertanian di Institut Pertanian Bogor lulusan tahun 2000 dengan predikat Cum Laude ini meyakini, Borneo yang saat ini adalah sentra minyak sawit (CPO) akan menjadi sentra industri hilir sawit pada tahun 2045, yaitu sentra baru Oleo food Nasional, Sentra Oleokimia Nasional, dan Sentra Biofuel Nasional. Sebagai orang banua saat ini saya hanya bisa meng-amini. Sesampai di bandara pesan beliau sudah saatnya semua pelaku industri sawit, baik itu mengatasnamakan perusahaan, perorangan, petani bahkan penerima manfaat lain harus berani menyuarakan hal itu di manapun medianya. Kelapa sawit merupakan anugerah Tuhan untuk kesejahteraan masyarakat dunia melalui Indonesia yang harus kita syukuri. “Mau bukti apalagi,”  imbuhnya dengan logat Batak yang masih sangat kental. Semoga Bapak selalu diberi kesehatan, dimudahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam memperjuangkan Industri Sawit. Salam dari Kalsel, Jayalah Sawitku, Jayalah Indonesiaku. Hero Setiawan, Sekretaris GAPKI Cabang Kalsel

Baca Juga