Sesi terakhir dari acara IPOC 2017 di Nusa Dua Bali adalah prediksi harga CPO dunia di tahun 2018. Dalam sesi ini tampil Thomas Mielke, Fadhil Hasan dari Gapki, James Fry, Dorab E Mistry dan Abdul Waheed dari Pakistan.
Menurut mereka, di tahun 2018 akan terjadi kenaikan harga CPO dunia. Kenaikan itu berkisar antara US $ 735 s/d US $ 800 di tahun 2018.
Menurut Dorab mistry, itu bisa naik lebih tinggi lagi kalau produksi minyak nabati lain di Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa mengalami penurunan karena berbagai sebab.
Malahan, katanya, itu bisa mencapai sampai US $ 850 kalau produksi minyak nabati lain, semisal kedelai, bunga matahari, rapeseed mengalami gangguan. Sedang kata Fadhil Hasan, harga CPO tahun 2018 berkisar US $710 - 720 per ton.
Namun daari semua pembicara itu, akan terjadi penurunaan produksi di tahun 2018 nantti. Perkiraan penurunannya antara 4 s/d 6 juta ton.
Dan kata Dorab, produksi Indonesia akan capai antara 36.5 juta ton s/d 37 juta ton. Malaysia sekitar 19.97 juta ton. Sedang khusus untuk perkembangan biodiesel, kebijakan B-20 Indonesia telah sangat mempengaruhi pasar, karena 2 juta ton CPO terserap di pasar.
Masing-masing pembicara juga menyinggung kemungkinan kebijakan biodiesel EU dan USs yang bisa pengaruhi penyerapan CPO Indonesia. Daan kebijakan tarif impor India yang naik hingga 100% juga bisa mempengahi ekspor CPO Indonesia.
Namun secara umum, faktor yang akan berpengaruh adalah harga minyak pada ekspektasi US $45 - 60 untuk brent. US Federal reserve diperkirakan akan memperketat suku bunga dan mungkin cenderung menaikkan suku bunga. Dengan begitu, maka US Dollar akan menguat terhadap mata uang lain seperti Brasil, Argentin dan India. jss